Wednesday 10 June 2015

Jika Terlilit Hutang, Ini Saran dari Rasulullah, Bag. 02 (Habis)




TENTUNYA sahabat Abu Umamah radhiyallahu ’anhu membaca doa bukan sekedar seperti orang bernyanyi tanpa memahami dan meyakini kekuatan doa tersebut. Di samping berdoa ia berusaha sekuat tenaga mengatasi apa-apa yang ia lontarkan dalam doanya. Ia berusaha mengatasi bingungnya, sedihnya, lemah dirinya, malasnya dan ketidakberdayaannya menghadapi kesewenang-wenangan manusia kepada dirinya.
Demikianlah para sahabat radhiyallahu ’anhum. Mereka merupakan anak didik terbaik Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam sehingga mereka tidak pernah meragukan kekuatan doa. Barangkali jika di zaman sekarang ada orang yang datang kepada seseorang mengeluhkan problem hutangnya kemudian diberikan jalan keluar berupa doa kepada Allah subhaanahu wa ta’aala, ia akan marah dan merasa dipermainkan. Artinya, jika kita sedang bingung lantaran problem hutang yang tidak kunjung terlunasi, maka hendaknya kitapun mengikuti jejak generasi terbaik para sahabat radhiyallahu ’anhum tersebut. Mereka sungguh telah menghayati kebenaran firman Allah ta’aala di dalam Kitab-Nya:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran,” (QS. Al-Baqarah ayat 186).
Dari ayat di atas dapat kita simpulkan beberapa pelajaran yang sangat penting:
(1) Allah Ta’aala itu dekat. Artinya jangan kira Allah Ta’aala tidak melihat dan mengetahui segala apa yang berkecamuk di dalam diri kita. Termasuk segala kesulitan yang kita hadapi.
(2) Asalkan permohonan diajukan kepada Allah Ta’aala, maka Allah Ta’aala berjanji pasti akan mengabulkannya.
(3) Agar lebih besar kemungkinan dikabulkannya, hendaklah kita penuhi segenap perintah Allah Ta’aala dan tentunya tinggalkan segenap larangan-Nya.
(4) Berimanlah kepada Allah Ta’aala. Sebab Allah Ta’aala memliki nama-nama yang baik (Asmaa-ul Husna). Allah Ta’aala Dialah yang Maha Kaya, Maha Mendengar, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Kuasa mengabulkan segenap doa hamba-hambaNya.
Ingatlah, bukan hanya berdoa kepada Allah Ta’ala saja, tapi perlu juga ikhtiar melalui kerja keras agar dapat menyelesaikan problem yang tengah dihadapi, seperti terlilit hutang tersebut. 
Sumber : www.islampos.com
[rika/islampos/sadeanku]

Jika Terlilit Hutang, Ini Saran dari Rasulullah, Bag. 01



BERHUTANG memang suatu hal yang tak ingin kita lakukan. Hanya, desakan dari kebutuhanlah yang memaksa kita, hingga kita harus berhutang. Padahal, berhutang itu tidaklah nyaman. Karena seringkali karena banyaknya hutang yang belum kita bayar, akan menjadi pikiran tersendiri dalam benak kita. Hingga hari-hari yang dijalani pun penuh dengan rasa resah dan gelisah. Lalu bagaimana cara kita agar mudah melunasi hutang secara cepat?

Abu Said Al-Khudhri radhiyallahu ’anhu bertutur, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam masuk masjid. Tiba-tiba ada seorang sahabat bernama Abu Umamah radhiyallahu ’anhu sedang duduk di sana. Beliau bertanya, ‘Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu shalat?’ Ia menjawab, ‘Aku bingung memikirkan hutangku, wahai Rasulullah.’ Beliau bertanya, ‘Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do’a yang apabila kau baca maka Allah ta’aala akan menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutangmu?’ Ia menjawab, ‘Tentu, wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do’a:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.”
Kata Abu Umamah, ‘Setelah membaca do’a tersebut, Allah ta’aala berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku’,” (HR. Abu Dawud 4/353).
Ada beberapa pelajaran yang bisa ditarik dari hadits di atas. Di antaranya ialah ternyata sahabat merupakan manusia biasa seperti kebanyakan manusia pada umumnya. Bilamana ia terlibat hutang maka ia menjadi bingung dan sedih. Hal ini jelas dinyatakan oleh Abu Umamah radhiyallahu ’anhu. Sahabat yang satu ini saking sedih dan bingungnya menghadapi lilitan hutang hingga kedapatan oleh Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam sedang berdiam diri di dalam masjid di luar jam biasanya seseorang berada di masjid.
Pelajaran lainnya ialah bahwa sahabat tatkala ditawari doa oleh Rasulullah shallallahu ’alaih wa sallam untuk menghilangkan kebingungan dan mengatasi beban hutangnya, maka tanpa ragu sedikitpun ia menyambut dan menerimanya. Bahkan dengan segera ia amalkan, sehingga dengan izin Allah subhaanahu wa ta’aala tak lama sesudah ia rajin berdoa, Allah subhaanahu wa ta’aala berkenan mengatasi problem hutangnya.
Sumber : www.islampos.com

Tuesday 9 June 2015

BERSEDEKAHLAH DENGAN TIDAK IKHLAS .." "..

"Sedekah itu seikhlasnya" kalimat itu biasanya yang saya gunakan kalo diminta sumbangan. 
"Maksudnya seikhlasnya apa sih pak" tanya temen saya, 
"kalo ada uang ya ngasih kalo gak ada uang ya jangan dipaksakan", jawab saya.
"sering sedekah?" tanya temen saya,
"ya karena jarang punya uang ya jarang", jawab saya. 
"Lagian juga kalo punya uang kalo ngasihnya gak ikhlas percuma aja gak ada pahalanya", saya nambahin.
Lain waktu, "Pak ada mobil keliling yang suka minta sumbangan tuh di depan rumah", kata anak saya, 
"Bilangin gak ada", jawab saya. "Belum tentu dananya juga bener disalurkan jangan2 dipake sendiri, daripada ngasihnya gak ikhlas mendingan gak usah aja" kata hati saya.

Lain waktu lagi, "Pak nih ada edaran dari Panitia Pembangunan Mesjid di kompleks Bapak diminta jadi donatur untuk pembangunan Mesjid", kata istri saya. 
"Males ah, nyumbang pake diumumin segala, itu riya namanya nanti gak ikhlas jadinya", jawab saya.

Kata "ikhlas" menjadi senjata pamungkas saya sebagai tameng untuk tidak memberi. Percuma memberi kalo gak ikhlas, dan sialnya ikhlas itu lama banget datangnya ke diri saya sehingga bertahun tahun saya menjadi orang yang jarang memberi.
Untuk bersedekah sebenarnya gak usah nunggu ikhlas dulu, lakukan aja sesering mungkin. Bisa saja dalam 10 kali kita bersedekah yang 6 tidak ikhlas awalnya tapi masih lumayan ada 4 yang ikhlas. Dan kalo sering bersedekah lama2 akan jadi kebiasaan sehingga Nilai ikhlasnya sudah lebih banyak lagi yang pada akhirnya nanti bersedekah itu sudah menjadi kebiasaan sehari2.
Kalo bersedekah ada unsur riya juga lakukan aja, toh yang rugi diri kita sendiri kalo yang menerima sih masih bisa merasakan kebahagian. Lumayan masih tidak merugikan orang lain.
Semua kegiatan yang baik memang awalnya harus dipaksa dulu sambil jalan diharapkan kesadaran mulai muncul.

Coba simak; Sholat itu harus khusyu, memang kalo gak khusyu gak usah sholat? Puasa itu harus bisa menjaga hawa nafsu, memang kalo gak bisa menjaga hawa nafsu gak usah puasa?
Bukannya lebih baik; Sholat aja dulu nanti juga lama2 bisa khusyu Puasa aja dulu nanti juga lama2 bisa menahan hawa nafsu Sedekah aja dulu nanti juga lama2 bisa ikhlas…..
Jadi untuk bersedekah ternyata gak usah nunggu ikhlas dulu yang penting lakukan saja jangan dipikir jangan dihitung……Just Action !!! 

"Kebanyakan orang ketika bersedekah atau beramal berkata sedekah harus ikhlas, padahal itu cuma alasan aja supaya jumlah yg dikeluarkan kecil.." lanjut guru saya.

"Berapa jumlah yg biasa kita keluarkan untuk sedekah..? 10rb / 20rb / 50rb / 100rb..?" tanya guru saya
"coba kamu amal 500rb mau ga..?"
saya cuma bisa bilang "wah berat pak" sambil cengengesan..
"menurut kamu lebih baik mana 50rb ikhlas atau 500rb tidak ikhlas" tanyanya
"yg 50rb pak" jawab saya
"kenapa..?" lanjutnya
"ya yang penting kan ikhlas pak, daripada banyak tapi ga ikhlas nanti malah ga diterima sedekahnya.." kata saya
"itu lebih baik jika dihitung dari sisi kamu atau lebih baik di hitung dari sisi orang yg menerima dan membutuhkan..?"

saya pun diam merenungkan kata-kata guru saya

"banyak orang beralasan beramal itu biar sedikit yg penting ikhlas, menurut saya itu sedekah yg paling egois, untuk amal aja dia masih mikir egonya sendiri, ikhlasnya sendiri, bukannya memikirkan manfaat dan sedekahnya untuk orang lain.." kata guru saya.
mulai saat itu saya jadi gemar beramal.. heheheh..
kawan - kawan pasti pernah ya merasakan nikmatnya memberi..
memang kenikmatan batin sejati itu ketika kita memberi bukan ketika menerima,
dan kenyataannya berapapun amal kita pasti akan di balas 10X sesuai dengan jumlah amal kita
jadi tidak masalah kalau kita beramal 100rb berharap dapat 500rb atau 1jt,
memang awalnya kita akan seperti itu,, merasa tidak ikhlas,, karena belum terbiasa mengeluarkan jumlah besar..
namun lama kelamaan akan biasa, karena sudah jadi rutinitas jadi tidak terasa berat lagi.. :)

klo amalnya 10rb,, ya jangan beharap dapat 1jt,, pamali namanya hahahah..
orang - orang kaya di dunia rata - rata gemar beramal ya ternyata,

Carlos slim helu - mendirikan yayasan carlos slim foundation untuk kesehatan dan anak - anak
Bill Gates - memberikan USD 40jt ke yayasan filantropi indonesia 2014 lalu
Oprah winfrey - memberikan USD10jt ke yayasan kanker dunia
Mark Zuckerberg - memberikan USD 20jt ke filantropi dunia

jadi sebenarnya kunci kekayaan mereka itu disitu ya,,

gemar beramal..

yuk sedekah, biar kita tambah kaya.. :)


Mari... Niatkan Segala Sesuatunya Dengan Sedekah...





Bismillahirohmannirrohim....

Para Pembaca Yg InsyaAllah diRakhmati Allah SWT,

Pernahkah kita Mengalami kehilangan sesuatu, baik barang maupun Materi (Uang) dll, kita sebagai manusia biasa apabila dikasih musibah kehilangan barang dll, akan menggrutu/ngedumel/ngomel2 dll, intinya kita bakal ngga Ikhlas... 

Rosulullah SAW, Mengajarkan kita utk berbuat ikhlas maka sepatutnya apabila kita diberikan musibah kehilangan barang dll, maka supaya bernilai ibadah maka Niatkan Barang kita yg hilang dengan Sedekah yg Ikhlas dengan mengharap Ridho Allah SWT, kelak InsyaAllah Allah akan menggantikan barang kita yg hilang dengan yg lebih bagus.

Ilustrasi... 

KEHILANGAN BARANG DLL.

Kita Kehilangan Handphone baik hilang karena dicuri ataupun karena terjatuh entah dimana, dari pada nggrutu/ngedumel ngga karuan, udah jelas tidak akan dapet berkahnya malah tambah dosa, maka alangkah baiknya kita Niatkan utk Bersedekah kepada pencuri atau yg menemukan Handphone kita dengan Ikhlas mengharap Ridho Allah SWT, Kita sudah Pasti dapat Pahala dan Berkahnya. 

Dan Janji Allah SWT : "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah: 261)

“Barang siapa berniat sedekah, kecepatan Allah membalasnya lebih dari gerakan sedekahnya.” (Hadist Qudsi)

Allah akan menggantikan Handphone kita yg Hilang dengan yg lebih Bagus dari Handphone kita yg hilang/dicuri, KUNCI nya kita Harus Niatkan utk bersedekah dengan Ridho dan Ikhlas krn Allah SWT.

MEMBANTU ORANG LAIN DENGAN TENAGA ATAUPUN PIKIRAN KITA.

Pernahkah Kita dimintai tolong oleh orang lain baik orang yg sudah kita kenal ataupun yg baru kita kenal,  baik dilingkungan tempat tinggal kita, tempat kerja kita, di jalan, di terminal, distasiun, di kereta di bis dll. Mungkin Jawabannya Pernah... Setuju.... Maka biar bantuan kita baik tenaga ataupun pikiran kita bisa bernilai Ibadah dan bisa mendapatkan Keberkahan dan Keridhoan Allah SWT, Kita Niatkan Saja utk Bersedekah dengan Ikhlas dan Ridho Karena Allah SWT.  Kita Naik Bus (Bus Kota atau TransJakarta) kita dapat tempat duduk, sedangkankan tepat di depan/disamping kita ada Ibu-Ibu/Bapak-Bapak yg sdh Tua Renta yg tdk kebagian tempat duduk, Maka... Niatkan dengan Ikhlas utk Bersedekah tempat Duduk Kita buat Ibu-Ibu/Bapak-Bapak tadi, Insya Allah kita akan mendapatkan Keberkahan dan Keridhoan Allah SWT, kita akan di Jaga Oleh Allah SWT selama perjalanan Kita. Amiin Ya Robbal 'Alamin...

Para Pembaca yg Budiman yg Insya Allah di Rakhmati Allah SWT.

Inti dan Kuncinya adalah... Mari Kita Ikhlaskan dan Niatkan Segala Sesuatu pengorbanan kita Baik Materi, tenaga dan pikiran kita dengan NIATAN BERSEDEKAH, Niscaya Allah Akan Memberikan Keberkahan dan Keridhoanya, Niscaya Allah akan menggantikan Pengorbanan kita dengan segala Rakhmatnya, bagi yg kehilangan Barang/Harta Maka Niscaya Allah SWT akan menggantikan Harta/Barang Kita yg Hilang dengan yg Lebih Baik/Lebih Bagus Lagi. Amin Ya Robbal 'Alamin...

Barakallah... Mudah-Mudahan Artikel ini ada Manfaatnya baik bagi penulis maupun bagi semua pembaca, Mohon Maaf apabila ada kekurangan ataupun ada yg kurang tepat/salah dari artikel ini, saya hanya manusia Biasa dimana tempatnya salah dan lupa, yg benar hanya milik Allah SWT.



POST COMMENT

Popular Posts