Thursday 21 May 2015

Sabar Itu Seharusnya Unlimited

---innalloha ma’ashobiriin----
Allah bersama orang-orang yang sabar (QS. Al Baqarah: 153)

Cukur Rambut Kilat Di Sekitar Masjidil Haram



Kalau lagi musim-musim haji, aku tuh kangeeen banget sama suasana dan cerita-cerita di sana. Banyak sekali cerita yang pengen kubagi, tapi takutnya teman-teman bilang "Ngga pantes lo cerita-cerita haji, mending cerita yang ancur-ancur aja." Wakakakakak. Nasiib nasib.
Malah nih ya, dulu waktu aku mau naik haji, beritapun tersebar dari mulut ke mulut.
"Squ mau naik haji." kata A.
"Iya? kemana?" tanya B.
"Lho, ya ke Arab." kata A lagi.
"Iya aku tahu naik haji ke Arab. Tapi kalau squ, naik hajinya kemana?"
Huaaaahahaha. Hihihhii. Ada-ada saja lawakan teman-teman dibelakangku.
Tapi aku tetap pengen cerita ah. Kali ini tentang salah satu rukun haji yaitu tahallul. Setiap selesai ibadah haji (dan umroh) ada salah satu kegiatan yang namanya tahallul, yang ditandai dengan lepas ihrom dan menggunting rambut. Kalau untuk cewek hanya beberapa helai saja kok. Kalau untuk cowok harus seluruh rambut ya (ada yang cukur pendek, ada yang gundul). Tapi kenyataan di sana, jamaah-jamaah tuh pada gundul plontos. Kebanyakan orang Pakistan, Afganistan, dan India gundul-gundul pelontos. Kalau aku sih ngga pede ah gundul licin begitu. Ntar kaya Pak Ogah.
Tapi tetep saja aku harus potong rambut. Di depan Masjidil Haram banyaaak sekali kios-kios pangkas rambut berjajar. Ada pegawai masing-masing kios yang memanggil-manggil, "Ayo ayo potong rambut, ayo tahallul." Kira-kira begitulah mereka teriak-teriak memanggil jamaah haji yang rambutnya masih ada. Ya iyalah yang ada rambutnya yang dipanggil, masa yang pelontos dipanggil lagi? Apanya yang mau dicukur? Kecuali mungkin nawarin creambath saja hehehe.

Dan dari yang kulihat, tiap jamaah keluar dari kios-kios itu, pasti pelontos. Jangan-jangan mereka ngga tahu mode lain ya? Duh, aku agak-agak takut juga nih mau potong rambut. Bagaimana ngomongnya ya. Rata-rata mereka yang jadi tukang cukur tuh bertampang India gitu deh. Tapi dengan berbekal bahasa Inggris yang yes no yes no, akupun nekad saja masuk ke salah satu kios yang agak jauhan dari masjid.
Akupun duduk di salah satu kursi di depan cermin. Waktu itu pasien cukurnya ngga begitu banyak, kalau ngga salah cuma dua-tiga orang. Duh ngomongnya bagaimana yaaaaa. Mereka mengerti ngga ya bahasa Inggris ancrut. Mau nya sih aku ngomong pakai bahasa india, amara pagal di wanna kabhi kushie kabhi gam, kuch kuch hota hei, har dil jo pyar karega (tapi ntar jangan-jangan malah dikira penggemar film bolywood wekekekek :p ) Tapi bahasa Arab ku juga lumayan fasih lho, ana antum fulus antum bakhil fulus ana fulus (tapi ntar jangan-jangan dikira mata duitan hihihi). Yaah sudahlah pakai bahasa Inggris saja.
"I want to cut my hair. Not too short." (padahal seharusnya yang benar I want to have my hair cut ya?) kataku dengan fasih berlogat british. Emang squ tahu logat british? hahahaa dasar ngaco. Ya pokoknya asal Inggris gitu lho sambil tanganku memberi isyarat menggunakan telunjuk dan jempol, kira-kira sepanjang apa rambutku mau dipotong.
Orang India kalau ngomong kan gitu, memang pakai isyarat tangan digerak-gerakkan. Ya kan? Kalau di film-film itu lho. Aaah lo pura-pura ngga tau, malu yaaa ketauan suka film India, hihihi.
"Not like that one." kataku kemudian, sambil menunjuk seorang jamaah yang gundul plontos. "But like this one." kataku lagi sambil menunjuk jamaah haji yang rambutnya ngga gundul-gundul amat, alias cepak masih ada rambutnya. Kok ya untuung alhamdulillah di sampingku ada contoh. Coba kanan kiriku gundul plontos semua? Bisa-bisa keluar kios cukur aku jadi kaya Van Diesel deh. Uhuyy.
"Oke." kata dia, mengerti (kayanya).
Dan mulai deh dicukur bras bres bras bres. Selesai. Ngga sampai lima menit deh kayanya. Cepeeet banget.
Hasilnya?
Hasilnya? Deg deg deg.
Keren bangeeeeeetttttttt...cucok deh bow (logat bencong).
Huwaaaaa alhamdulillah. Sebelum itu aku selalu cukuran belah pinggir, agak-agak polem (poni lempar). Polemnya ya ngga separah Andika Kangenband lho ya. Tapi sejak hari itu, cukuran si Mr. India Hei Kuch-kuch Hota Hei ini bikin tampilan baru buat aku. Bener-bener puas! Rambut jadi agak cepak, terus jenggotan (eh kalau jenggotnya memang dari sebelumnya ya, bukan habis dicukur terus tiba-tiba keluar jenggot wkwkwkwk). Depan rambutku diangkat model tintin bisa, disisir poni juga boleh. Ah Mr. India Hei yang satu ini jago juga. Makasih ya Mas Punjabi.
8 | P a g e
Eh cerita belum kelar. Jangan pergi duluuu.
Pas aku sedang dicukur sama Mr. India Hei ini, ada bapak-bapak (orang Indonesia beserta temannya) duduk di sampingku, langsung diladeni oleh orang India yang lain. Begitu duduk, belum ba-bi-bu nih, langsung deh dicukur breessssss pakai mesin cukur itu, sampai plontos separoh. Huaaaaaa.
"Lho lho lho, nanti duluuu!!! Stop stop." teriak dia dengan panik. Mukanya marah dan kaget. Tangannya menggapai-gapai ke arah belakang supaya si pencukurnya berhenti.
Hmmpfff. Aku menahan tawa. Temannya malah ngakak.
Si tukang cukurnya ngga ngerti, langsung disikat lagi.. bress bress.. botak lagi deh di bagian lain.
"Hei hei nanti dulu. Siapa mau digundulin!!" bentak tuh orang Indonesia dengan tampang emosi, sementara si tukang cukurnya cuma pasang tampang bloon. Si orang Indonesia terus saja marah-marah pakai Bahasa Indonesia sambil nunjuk-nunjuk ke arahku. Rupanya dia ngga mau dipelontos, maunya kaya aku gini hahahahaha.
"Udah lanjutin aja motongnya. Habisin sekalian." saranku. Ya habis mau bagaimana? Sudah terlanjur begitu kok. Tapi si orang Indonesia ini ngga mau. Terus dia langsung ngeloyor pergi (dengan rambut botak separoh) sambil menggerutu pakai Bahasa Indonesia ngga jelas. Mungkin kelak ia akan membetulkan cukuran rambutnya di salon langganannya di Indonesia. Si India cuma pasang tampang bengong. Mungkin dalam hatinya "Aku salah apa ya?" Hihihi.
Sudah begitu saja, cuma berbagi pengalaman haji, Gan. Banyak hal bisa terjadi selama di sana, sepatutnya lah kita selalu bersabar dan bersabar. Semoga bermanfaat ya, siapa tahu bisa jadi gambaran bagaimana kelak suasana di sana kalau mau cukur rambut.
***

No comments:

Post a Comment

POST COMMENT

Popular Posts