Friday 16 October 2015

Hilangkan Rasa Sakit Hati Ala Rosullah Dengan 6 Cara

Gambar Ilustrasi
Setiap manusia pasti pernah merasakan sakit hati. Terkadang, perasaan marah terhadap seseorang atau suatu kondisi ini bisa diungkapkan dengan emosi yang meluap-luap, namun ada juga yang berusaha memendamnya sendiri.

Jika perasaan sakit hati ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan menimbulkan efek yang tidak baik untuk diri sendiri dan orang lain. Perasaan ini bisa membuat hubungan retak, perkelahian, bahkan bisa berakhir dengan pembunuhan. Banyak kasus kejahatan di lingkungan sekitar yang disebabkan karena sakit hati.  

Namun membuang perasaan ini bukanlah perkara yang mudah. Untuk itu, Rasulullah SAW memberikan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Berikut enam cara hilangkan sakit hati ala Rasulullah SAW. 



1. Muhasabah Diri 
Mushabah diri merupakan upaya introspeksi diri atas apa yang sudah dilakukan dan akan dilakukan pada masa yang akan datang. Ketika hendak menyalahkan seseorang, ada baiknya untuk terlebih dahulu melihat ke dalam dirinya sendiri apakah sudah melakukan hal terbaik atau malah sebaliknya.

Mungkin pada saat itu ada perasaan sakit hati kepada rekan saat berbincang, namun jangan langsung merasa sakit hati. Sebab belum tentu orang itu bermaksud untuk menyakiti hati dan perasaan kita. Lalu cobalah untuk bertanya kepada diri sendiri mengapa rekan kita itu bersikap demikian, jangan-jangan sebelumnya kita telah melakukan kesalahan terhadapnya. Seperti yang tertera dalam Al-Quran surah Al-Hasyr (59):18 yang artinya.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".

2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri Hati Dan Dengki
Perasaan iri hati dan dengki merupakan jalan bagi pintu masuk setan menggerogoti hati manusia. memiliki keinginan yang berada di atas kemampuan terkadang membuat orang tersebut dapat mengalami sakit hati. Itulah sebabnya apabila imannya itu hanya alakadarnya maka orang tersebut justru akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan yang diinginkan.

Pada akhirnya perasaan sakit hati akan timbul akibat dari iri hati dan dengki ini. Sifat tersebut berasal dari kecintaannya terhadap hal-hal yang bersifat material, kehormatan serta pujian. Manusia jarang sekali bersyukur atas apa yang dimilikinya, oleh sebab itu mereka selalu berangan-angan untuk memiliki apa yang dipunyai oleh orang lain. Hal ini membuat hati orang tersebut menjadi tidak tenang.

Untuk menghapus perasaan cinta berlebihan akan dunia yang dapat menimbulkan sakit hati tersebut, Rasulullah menganjurkan untuk menghilangkan sifat iri serta dengki. Rasulullah Bersabda:

 “Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Iaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi hikmah oleh Allah, kemudian memutuskan persoalan dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati.
Perasaan sakit hati juga akan muncul ketika rasa marah timbul dalam diri seseorang. Hal ini membuat orang tersebut bertindak tanpa mempertimbangkan baik dan burukynya. Jika sudah demikian, maka akan membuat akal lemah dan semakin besarlah hawa nafsu. Ketika itu terjadi maka setan akan dengan leluasa melancarkan serangannya terhadap manusia. 

Sifat marah ini akan berujung pada perasaan sakit hati, membuat orang tersebut menjadi keras hati. Untuk itulah, Rasulullah menganjurkan untuk menjauhkan diri dari dua sifat tercela ini. 

Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahawa Iblis pernah berkata, “Jika manusia keras hati, maka kami akan membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola.”

4. Memupuk Sifat Pemaaf
Perasaan sakit hati akan hilang ketika seseorang memupuk sifat pemaaf dalam dirinya. Ia tidak akan mudah dendam terhadap orang yang berbuat salah terhadapnya. Oleh sebab itu, orang yang pemaaf cenderung jauh dari perasaan sakit hati, karena ia mampu menerima semuanya dengan lapang dada. 

Rasulullah bersabda,
“Bertakwalah kepada Allah di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, nescaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan bergaulah dengan manusia lain dengan akhlak yang baik.” (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).

5. Husnuzon (Berprasangka Baik)
Allah berfirman: “Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian mengejek sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (QS. Al-Hujurat : 12).

Perasaan sakit hati terkadang membuat kita selalu berfikir buruk terhadap orang yang menyebabkannya. Ada kalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap muslim lainnya sehingga menjauhkan mereka dari persaudaraan. Itulah yang menyebabkan Rasulullah menganjurkan untuk berprasangka baik terhadap orang lain agar menjauhkan diri dari sifat iri hati. 

6. Ikhlaskan Diri
Sifat ikhlas adalah salah satu sifat terpuji yang disenangi oleh Allah SWT. Orang yang ikhlas dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Selain itu ia juga bukan merupakan orang yang cinta terlalu berlebihan kepada duniawi. Ketika Allah mengujinya dengan kenikmatan, maka dia akan bersyukur.

Orang yang ikhlas diri ini akan mudah untuk menangani hatinya agar selalu berserah hanya kepada Allah SWT. Ia tidak pernah menggantungkan apapun kepada selain Allah, oleh sebab itu biasanya orang yang memiliki sifat ini tidak akan mudah sakit hati karena rasa berserah diri tersebut. 

Itulah 6 pnawar untuk hilangkan rasa sakit hati yang dianjurkan oleh Rasulullah. Cobalah untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena sebaik-baiknya makhluk adalah ia yang menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, agar membuat hati kita tenang karena tidak adanya perasaan sakit hati terhadap orang lain.

Sumber : www.viva.co.id


Tuesday 13 October 2015

Sepenggal Cerita dari Cairo, Sepatu Butut Tukang Kebun

 

Sejumlah lembar uang dimasukkan ke dalam sepatu. Mereka kemudian bersembunyi di semak-semak, melihat bagaimana reaksi si tukang kebun melarat itu. Sungguh mengejutkan.
Ini kisah inspiratif dari Kairo, Mesir. Cerita rakyat tentang syekh alim dan muridnya, serta tukang kebun miskin.
Sebuah kota indah di pinggir sungai Nil, seorang syekh yang bijak dan alim lagi berjalan-jalan santai bersama salah seorang di antara murid-muridnya di sebuah taman. Di tengah-tengah asyik berjalan sambil bercerita, keduanya melihat sepasang sepatu yang sudah usang lagi lusuh. Mereka berdua yakin kalau itu adalah sepatu milik pekerja kebun yang bertugas di sana, yang sebentar lagi akan segera menyelesaikan pekerjaannya.

Sang murid melihat kepada syekhnya sambil berujar, "Bagaimana kalau kita candai tukang kebun ini dengan menyembunyikan sepatunya, kemudian kita bersembunyi di belakang pohon-pohon? Nanti ketika dia datang untuk memakai sepatunya kembali, ia akan kehilangannya. Kita lihat bagaimana dia kaget  dan cemas."

Syekh yang alim dan bijak itu menjawab,"Ananda, tidak pantas kita mengibur diri dengan mengorbankan orang miskin. Kamu kan seorang yang kaya, dan kamu bisa saja menambah kebahagiaan untuk dirinya. Sekarang kamu coba memasukkan beberapa lembar uang kertas ke dalam sepatunya,kemudian kamu saksikan bagaimana respon dari tukang kebun miskin itu."

Sang murid sangat takjub dengan usulan gurunya. Dia langsung saja berjalan dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam sepatu tukang kebun itu. Setelah itu ia bersembunyi di balik semak-semak bersama gurunya sambil mengintip apa yang akan terjadi dengan tukang kebun.

Tidak beberapa lama datanglah pekerja miskin itu sambil mengibas-ngibaskan kotoran dari pakaiannya. Dia menuju tempat sepatunya yang ia tinggalkan sebelum bekerja. Ketika ia mulai memasukkan kakinya ke dalam sepatu, ia menjadi terperanjat karena ada sesuatu di dalamnya. Saat ia keluarkan ternyata isinya uang. Dia memeriksa sepatuyang satunya lagi, ternyata juga berisi uang. Dia memandangi uang itu berulang-ulang, seolah-olah ia tidak percaya dengan penglihatannya. Setelah ia memutar pandangannya ke segala penjuru ia tidak melihat seorangpun. Selanjutnnya ia memasukkan uang itu ke dalam sakunya lalu ia berlutut sambil melihat ke langit dan menangis.

Dia berteriak dengan suara tinggi, seolah-olah ia bicara kepada Allah ar rozzaq, "Aku bersyukur kepada-Mu wahai Robbku. Wahai Yang Maha Tahu bahwa istriku lagi sakit dan anak-anaku lagi kelaparan, mereka belum mendapatkan makanan hari ini. Engkau telah menyelamatkanku, anak-anak dan istriku dari celaka."
Dia terus menangis dalam waktu yang cukup lama sambil memandangi langit sebagai ungkapan rasa syukurnya atas karunia dari Allah Yang Maha Pemurah.

Sang murid sangat terharu dengan pemandangan yang ia lihat di balik persembunyiannya. Air matanya meleleh tanpa dapat ia bendung. Ketika syekh yang bijak tersebut memasukkan pelajaran kepada muridnya, "Bukankah sekarang kamu merasakan kebahagiaan yang lebih dari pada kamu melakukan usulan pertama dengan menyembunyikan sepatu tukang kebun miskin itu?" Sang murid menjawab, "Aku sudah mendapatkan pelajaran yang tidak akan mungkin aku lupakan seumur hidupku. Sekarang aku baru paham makna kalimat yang dulu belum aku pahami sepanjang hidupku, 'ketika kamu memberi kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang lebih banyak dari pada kamu mengambil'."

Sang guru melanjutkan pelajarannya. Dan sekarang ketahuilah bahwa pemberian itu bermacam-macam.
  • Memaafkan kesalahan orang di saat mampu melakukan balas dendam adalah suatu pemberian
  • Mendoakan temanmu muslim di belakangnya (tanpa sepengetahuannya) itu adalah suatu pemberian
  • Berusaha berbaik sangka dan menghilangkan prasangka buruk darinya juga suatu pemberian
  • Menahan diri dari membicarakan aib saudaramu di belakangnya adalah pemberian lagi.
Ini semua adalah pemberian, supaya kesempatan memberi tidak dimonopoli oleh orang-orang kaya saja. Jadikanlah semua ini pelajaran.

Sumber: Kajian Kisah dan Sejarah Islam

Ingin di Temani Rosullah di Surga, Lakukan 8 Amalan Ini...

Setiap umat manusia pastilah menginginkan masuk surga. Terlebih lagi jika bisa bertemu dengan Rasulullah, itu adalah mimpi setiap umatnya. Namun, untuk mendapatkan hal tersebut tidaklah mudah. Dibutuhkan amalan-amalan baik ketika masih di dunia. Inilah 8 amalan agar dapat menemani Rasulullah di surga.

Inilah 8 amalan agar dapat menemani rasulullah di surga
Berikut adalah delapan amalan untuk bisa menemani Rasulullah di surga:

1. Ittiba’ kepada sunnah beliau dan menaati Allah dan Rasul-Nya
Ketika kita mau menaati dan melakukan sunnah Rasul maka kita akan bersama-sama masuk surga dengan orang-orang yang diberi anugrah oleh Allah, seperti para nabi, orang yang mati syahid, orang shalih, dan para shiiddiqiin.

2. Mencintai Rasul
Agar dapat mausk surga bersama Rasul hendaknya kita mencintai Rasulullah terlebih dahulu. Tidak ada yang tahu kapan waktu kiamat tiba, kecuali Allah. Namun, kita akan masuk surga bersama orang yang kita cintai. Cinta disini bukan berarti hanya cinta semata. Kita juga harus berusaha melakukan apa yang dilakukan oleh Rasul.

3. Memperbanyak shalat
Shalat merupakan amalan utama dalam islam. Shalat adalah tiang agama jadi apabila shalat kita sudah baik dan benar maka perbuatan kita akan mengikutinya. Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk memperbanyak sujud atau shalat, memohon kepada Allah agar kita dapat menemani Rasulullah di surga kelak.

4. Berbuat amalan shaleh
Untuk dapat masuk ke surga, maka kita harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, kita juga harus menambahkan amalan baik lainnya seperti yang di ajarkan oleh Rasulullah. Dengan amalan shaleh tersebut maka akan membuat kita mempunyai akhaqul karimah. Akhlaqul karimah adalah cara untuk bersama Rasulullah di surga.

5. Memperbanyak sholawat kepada Rasulullah
Jika kita mengaku umat dari Rasulullah hendaknya kita meningkatkan kecintaan terhadap Rasul melalui sholawat. Memperbanyak shalawat Nabi dapat membawa kita masuk surga menemani Rasul. Oleh karena itu, lafalkan sholawat kapan pun kecuali di tempat-tempat terlarang, seperti kamar mandi. Namun, kita masih bisa melafalkannya melalui hati tanpa berucap.

6. Memelihara, menyantuni, dan membantu anak yatim
Keberadaan anak yatim di sekitar kita merupakan ladang pahala yang amat besar. karena di Al-Qur’an pun juga telah dijelaskan bahwa kita harus memelihara, menyantuni, dan membantu anak yatim. Sebagian harta kita pun merupakan hak dari anak yatim. Oleh karena itu, sayangilah mereka dan bantulah sebisa kemampuan kita untuk kehidupannya.

7. Mendidik anak-anak wanita agar menjadi mukminah yang shalihah
Pada kodratnya, wanita merupakan mukminah dari para pria, khusunya bagi suaminya kelak. Seorang istri haruslah tata dan menghormati suaminya. Keteladanan ini harus dilatih sejak ia masih anak-anak. Oleh karena itu, orang-orang yang mendidik anak-anak wanita untuk menjadi anak yang sholehah dan kelak menjadi istri yang taat, adalah cara agar bisa mendampingi Rasulullah di surga.

8. Memperbanyak doa
Doa merupakan jalan untuk kita meminta kepada Allah. Semua orang berhak doa kepada Allah untuk meminta segalanya. Apabila kita menginginkan untuk masuk surga bersama Rasul maka berdoalah dengan sungguh-sungguh. Terlebih jika kita berdoa di waktu-waktu mustajab. Namun, jika doa tidak diimbangi dengan perilaku baik, maka doa tersebut akan menjadi persuma. Kita juga harus mengimbangi doa tersebut dengan usaha-usaha kita untuk masuk surga.

Demikianlah 8 amalan agar dapat menemani Rasulullah di Surga. Sebagai umat muslim hendaknya kita melakukan segala amalan baik dan menjauhi larangan-Nya.


Sumber : http://www.kumpulanmisteri.com/

Aswa' Putri Abu Bakar As-Shiddiq Yang Gemar Bersedekah


Dialah Asma', putri dari Abu Bakar as-Shiddiq Istri dari Zubair bin Awwam. Asma' adalah wanita soleha dia bukanlah orang kaya, bukan juga istri dari suami yang kaya, tapi ia sangat dermawan dan rajin bersedekah. Setiap harinya, ia tak pernah menahan hartanya. Walaupun rizki yang ia dapat dari sang suami pas-pasan, ia tetap bersedekah. Jika ia memiliki suatu rezeki, tak pernah ia menahan rezeki tersebut hingga esok hari.

Kedermawanan Asma' sudah tidak diragukan lagi. Bahkan anaknya berkata, ""Jika memiliki sesuatu, ibu tidak pernah menyimpannya sampai esok."

Suatu hari, Asma' mendatangi Nabi Muhammad SAW dan menceritakan masalah ekonominya, "Apakah aku harus tetap bersedekah, ya Rasulullah?."

Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab, "Bersedekahlah, dan jangan menyimpannya. Sehingga Allah SWT akan menyimpan (pemberian-Nya) kepadamu."

Amalan sedekah ini memang mudah dilakukan bagi orang-orang yang yakin bahwa Allah SWT pasti akan mencukupkan kebutuhannya sehari-hari. Jangan khawatir menjadi miskin ketika kamu bersedekah, malah kamu akan menjadi kaya dan lebih kaya karena bersedekah.

Menjadi Dermawan dan menjadi ahli sedekah bukanlah hal yang sulit, asal Istiqomah dan Ikhlas karena Allah SWT. Dan untuk menjadi ahli sedekah tidak mesti nunggu menjadi orang yang kaya, cerita diatas menunjukan walaupun dengan hidup serba kekurangan atau keadaan miskin sekalipun kita masih bisa berbagi dengan orang lain (sedekah), bentuk dari sedekah banyak macamnya bukan hanya dengan materi, dan bersedekah sedikit pun juga asal Ikhlas karena Allah SWT, Niscaya akan dapat balasnya. Sesungguhnya karunia dan nikmat Allah SWT amatlah banyak.

Sumber : http://www.catatankecilku.net/2015/10/masya-allah-kisah-seorang-istri-miskin.html

Si Tukang Becak Yang Kaya Hati dan Ahli Sedekah

Cerita Inspiratif ini Saya Baca dan saya Re-Post dari http://last-inspiring.blogspot.co.id/.
Namanya BAI FANG LI, orang miskin yang pekerjaannya adalah tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.

Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Bai Fang Li melalang di jalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.

Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.

Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.

Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana Bai Fang Li biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.

Bai Fang Li tinggal sendirian di gubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.

Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.

Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat di pundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar di mukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.

Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ke tempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu ke mulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.

Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.

“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….,” jawab anak itu.

“Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.

“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…,” sahut anak itu.

Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.

Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.

Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan ituBai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.

Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam 8 malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan membeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.

Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmm… tapi masih cukup bagus… gumamnya senang.

Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, di tengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.

“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.

Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.

Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan….,” katanya dengan sendu.

Semua guru di sekolah itu menangis….

Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.

Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ”Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.

Kisah Inspiratif ini sangat menggugah Hati Saya sebagai Admin, Bagaimana bisa seoarang tukang becak yang sudah Tua Renta sepanjang hidupnya penghasilan dari mengayuh becak beliau sisihkan utk Donasi di Yayasan Anak Yatim Piatu, Total Uang yg sdh di Donasikan selama hidupnya hingga 500Jt, Bagaimana dengan Kita yg msh memliki Tubuh Sehat dan Kuat dan hidup serba berkecukupan, apakah sdh mendonasikan sedikit harta kita utk yg tdk mampu ???. Semoga dengan cerita Inspitratif dari negeri tirai bambu ini bisa menginspirasi kita utk selalu senantiasa beramal saleh, slalu mensedekahkan sabagian dari harta kita utk yg kurang mampu atau utk yayasan anak yatim piatu yg ada di sekitar kita. Amiiin Ya Robal Alamin....


Sumber : http://last-inspiring.blogspot.co.id/

Monday 12 October 2015

Rajin Bersedekah, Pria ini di Hajikan Oleh Malaikat

Alkisah... Di sebuah pedesaan di tanah Arab, ada seorang pria bernama Abdullah bin Mubarok yang telah berniat untuk melaksanakan haji tahun depan. Karena itu, dari jauh-jauh hari ia telah menabung untuk bekal berangkat haji.
Saat menjelang musim haji tiba, Abdullah pergi ke pasar dengan membawa uang 500 dinar untuk membeli unta. Sayangnya, uang sebanyak itu ternyata tidak cukup untuk membeli seekor unta. Maka, dia pulang lagi ke rumahnya.
Namun, di tengah perjalanan pulang, Abdullah bin Mubarok melihat ada seorang wanita tengah membersihkan bulu ayam di tempat sampah.

Abdullah bin Mubarok merasa penasaran dan mendekati wanita itu. Saat mengetahui ada orang yang mendekatinya, wanita itu langsung membelakangi Abdullah bin Mubarok. Ia pun semakin tertarik dan ingin tahu.
Alangkah terperanjatnya Abdullah bin Mubarok setelah tahu bahwa wanita itu membersihkan bangkai ayam!
Hal itu diketahui Abdullah karena tidak ada bekas potongan di leher ayam dan mulai tercium bau busuk. Melihat kejadian itu, hati Abdullah bin Mubarok miris dan bertanya pada wanita tersebut.

Mendengar kesungguhan Abdullah bin Mubarok, wanita ini pun angkat bicara.
“Baiklah, karena kau telah meminta dengan nama Allah, aku beritahu masalahku. Ketahuilah tuan, aku dan anak-anakku sudah tiga hari tidak makan kecuali minum sedikit. Suamiku gugur di jalan Allah, dan dia tidak meninggalkan warisan yang bisa di jual untuk menyambung hidup anak-anaknya yang yatim sekarang. Sedangkan, untuk meminta-minta aku malu. Aku mencari makanan kesana kemari, tapi tidak aku dapatkan kecuali bangkai ayam ini,” jawab wanita itu panjang lebar.
Hati Abdullah bergetar hebat. Air matanya mengalir deras membasahi pipinya. Pandangannya menjadi kabur dan seluruh persendianya menjadi terasa lemas. Dia benar-benar merasa sangat berdosa jika membiarkan wanita itu dan anak-anaknya memakan bangkai ayam. Lalu, sambil menunduk, dia berkata dalam hati. “Wahai Ibnu Mubarok, haji apakah yang lebih mabrur dari pada menolong ibu ini dan anak-anaknya?”
Dan tanpa berpikir lagi. Abdullah bin Mubarok menyerahkan semua uang yang akan di gunakannya untuk membeli unta pengangkut bekal hajinya nanti.
“Wahai ibu, mulai detik ini, bangkai ayam itu haram bagimu dan anak-anakmu! Ambilah ini, dan segeralah beri makan anak-anakmu.”
Wanita itu gembira sekali. Sambil menerima pemberian Abdullah bin Mubarok. Wanita itu pun berkata, “Semoga Allah merahmatimu.”
Lalu wanita itu pergi meninggalkan Mubarok, yang dengan ikhlas pulang ke rumah. Pupus sudah keinginannya untuk pergi haji.
Dan saat musim haji usai, Abdullah bin Mubarok menyambut rombongan haji di batas kota bersama keluarga dan kerabat haji. Para haji yang baru pulang itu bercerita telah bertemu Abdullah bin Mubarok di tempat ini dan itu.
Abdullah bin Mubarok tentu saja heran dengan cerita tersebut karena dia tidak jadi pergi haji. Namun semua orang yang berangkat haji mengaku bertemu dengannya.
Malam harinya, Abdullah bin Mubarok mendapat jawaban dari rasa penasarannya tersebut. Ia mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW.
Dalam mimpinya, Rasulullah berkata “Wahai ibnu Mubarok, engkau telah merelakan bekal hajimu untuk menolong sanak keturunanku sehingga mereka terbebas dari kesulitan hidup. Maka, Allah mengutus malaikatNya yang diserupakan dengan dirimu pergi haji untukmu setiap tahun. Dan engkau akan menerima pahalanya sampai hari kiamat.”


Sumber : kabarmakkah.com

Ketika Malaikat Izrail Menangis, Tertawa dan Terkejut Saat Mencabut Nyawa

Kematian merupakan rahasia Ilahi dan tidak ada satu pun manusia yang dapat mengetahuinya. Tidak dapat dipastikan tibanya kapan, penyebabnya pun terkadang adalah sesuatu yang tidak terduga sebelumnya.
Bahkan ada orang yang awalnya sehat, semenit kemudian bisa meninggal jika sudah ajalnya.
Dalam kitab Tadzkirah karangan Imam Qurthubi dijelaskan, rahasia Allah SWT terhadap ajal ini telah membuat Malaikat Izrail menangis dan tertawa saat akan mencabut nyawa.
Ia menyaksikan bagaimana manusia dengan percaya diri akan menyambut hari esok, tanpa mengetahui bahwa esok adalah hari kematiannya. Selengkapnya di sini.

Nikmat Tuhan Kamu Yang Manakah Yang Kamu Dustakan ?

Asalamualaikum wr wb
Pernahkah Kita bertanya harga dari oksigen ?
Hrga Oksigen, kira-kira Rp.25.000/ltr.
Dan pernah ndak kita nanyain harga nitrogen di apotik?
Kalo belum tau, kira-kira Rp.9.950/ltr.

Taukah bahwa dlm sehari manusia menghirup 2,880 liter oksigen & 11,376 liter nitrogen?
2,880 x Rp 25.000 = Rp 72.000.000,-
11,376 x Rp.9,950 = Rp 113.191.200,-
Jadi total biaya untuk bernafas 1 hari adalah Rp 72.000.000 + Rp 113.191.200 = Rp 185.191.200,-
Kalau sebulan, jadi 30 x Rp.185.191.200 = Rp 5.555.736.000,-
Kalau per satu tahun adalah, 365 hari x Rp 185.191.200 = Rp 67.594.788.000,-
Jadi kalo kita hargai dg rupiah,
maka oksigen & nitrogen yg kita hirup
mencapai Rp 185 juta perhari,
Rp 5,5 milyar perbulan dan
Rp 67,5 milyar pertahun....
Tanyakan pd diri kita masing2 sudah berapa lama kita hidup dibumi Alloh ini, Dan berapa kita harus membayar oksigen yg udah kita hirup?
Orang yg paling kaya sekalipun tdk akan sanggup membiayai nafas hidupnya. Ini baru dihitung dari biaya nafas, belum biaya yg lainnya.
Marilah belajar bersyukur dan bersyukur....perbaiki diri di waktu kewaktu"dan jangan sesali masa lalu"hitam dan putih begitu banyak warna"Alloh maha pemberi maaf dan penerima taubat smile emotikon "
Silahkan d share bila mnurut akhy/ukhty bermnfaat..

POST COMMENT

Popular Posts