Saturday 23 May 2015

Surga Istri Pada Ridho Suaminya



Bismillahirohmanirohim...
Para Pembaca yang di Rakhmati Allah... InsyaAllah...
Pernah dan sering kita denger ungkapan "Surga Berada di Telapak Kaki Ibu" ungkapan tersebut merupakan sabda Nabi Besar Kita Muhamad SAW. Karena begitu besar jasa dan pengorbanan seorang ibu buat anak2nya, maka tak septutnya kita menyakiti apalagi mendurhakai ibu kita, karena surga haram buat seorang anak yang suka menyakiti dan mendurhakai seorang ibu.
Lantas bagainana dengan seorang perempuan yg sudah menikah ??? Ada ungkapan yg merupaka sabda dari Rosulullah SAW. "Surga Istri Ada Pada Ridho Suaminya",
Setiap istri yang meninggal dunia dan diridhai oleh suaminya, maka ia masuk surga." (HR. At- Tirmidzi)
Jika seorang istri melakukan Shalat lima waktu, puasa di bulan ramadhan, memelihara kemaluannya dan menaati suaminya, niscaya dia akan memasuki surga Tuhannya (HR. Ahmad)
Hal kecil yg bisa membuka kunci surga bagi seorang istri adalah, membuat seorang suami senang dan ridho.
Suatu hal yang seharusnya dan merupakan kewajiban seorang istri dari suaminya dan ibu bagi anak2nya adalah menyiapkan makanan buat suaminya dan buat anak2nya apabila itu dilakukan dengan penuh keikhlasan dan membuat hati suaminya senang dan ridho maka, pintu surga akan terbuka, karena kunci surga seorang istri adalah ada di suaminya, itu merupakan suatu hal yg kecil dan sepele tapi apabila dilakukan dengan penuh keikhlasan maka pintu surga akan terbuka.
Kita mungkin pernah dengar cerita sahabat Rosulullah SAW, kisah tentang seorang shahabiyah (sahabat wanita) Rasulullah yang tidak pernah keluar rumah selain atas izin suaminya. Hal itu istiqamah ia lakukan bahkan ketika ia mendapat kabar tentang wafatnya sang ayah. Saat itu banyak orang menghujat sikapnya yang tidak datang bertakziah ketika ayahnya wafat, namun ternyata Rasul mengatakan bahwa ia menjadi ahli surga disebabkan ketaatannya pada suami.
Kisah tersebut bisa kita jadikan contoh betapa Islam sangat menghargai hak-hak suami atas istrinya. Karena pernikahan merupakan sebuah perjanjian mulia yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan seorang suami pada istrinya, maupun yang harus dilakukan istri pada suaminya.
Hak-hak suami yang wajib dipenuhi istri sangatlah agung. Begitu agungnya sampai Rasulullah pun bersabda,
“Seandainya Aku suruh seseorang untuk sujud kepada orang lain, maka aku suruh seorang istri sujud kepada suaminya.”(HR Abu Daud dan Al-Hakim).
Tidak cukup sampai di situ saja, bahkan bagaimana sikap seorang istri dalam memenuhi hak suaminya tersebut bisa menjadi penentu nasibnya di akhirat kelak. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Perhatikanlah selalu bagaimana hubungan engkau dengan suamimu, karena ia adalah surgamu dan nerakamu”(Shahih. Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Ath Thabrani).
Sahabat Pembaca yg di Rakhmati Allah SWT, InsyaAllah....
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. (QS. An-Nisaa: 34)
Karena begitu besar Beban yg dipukul seorang suami, sampai2 sabda Rosulallah SAW "semua dosa dari istri2 dan anak2 mu akan di pikul oleh seorang suami" maka selayaknya laah seorang istri harus taat dan patuh atas perintah suaminya.
Sahabat Pembaca Yang di Rakhmati Allah SWT. InsyaAllah...
Demikian lah artikel yang kali ini saya buat, mudah2an ada manfaat dan ada barokahnya, maafkan apabila ada sedikit tulisan yg tidak tepat atau salah, mohon utk dikoreksi, karena saya hanyalah manusia biasa yg tempatnya salah, yg benar dan hak hanyalah milik Allah SWT.

Friday 22 May 2015

6 MILYUNERRR TERKAYA & TERRR-DERMAWAN DIDUNIA


Memiliki kekayaan yang sangat berlimpah memang tidak dapat dinikmati banyak orang. Mungkin dari seluruh penduduk di dunia ini, hanya ada segelintir saja yang dapat dikatakan milyarder. Seperti apa mereka?

1. Lakshimi Mittal
Asal Negara: India
Kewarganegaraan: Inggris
Usia: 56 tahun
Status Perkawinan: Menikah, 2 anak
Perkiraan Kekayaan: 32 milyar (USS)
Sumber Pendapatan: Baja
Perkiraan jumlah uang yang telah disumbang untuk amal: 6/10 dari jumlah hartanya.

2. Warren Buffet
Asal Neqara: Amerika
Kewarganegaraan: Amerika
Usia: 76 tahun
Status Perkawinan: Duda, 3 anak
Perkiraan Kekayaan: 52 milyar (US$)
Sumber Pendapatan: Investasi
Perkiraan jumlah uang yang telah disumbang untuk amal: 6/10 dari jumlah hartanya.

3. Prince Al Waleed Bin Talal Al Saud
(keponakan Raja Saudi Arabia)
Asal Neqara: Saudi Arabia
Kewarganeqaraari: Saudi Arabia
Usia: 49 tahun
Status Perkawinan: Menikah, 2 anak
Perkiraan Kekayaan: 23,7 milyar (US$)
Sumber Pendapatan: Investasi
Perkiraan jumlah uang yang telah disumbang untuk amal: 6/10 dari jumlah hartanya.

4. Bill Gates
Asal Negara: Amerika
Kewarganegaraan: Amerika
Usia: 52 tahun
Status Perkawinan: Menikah, 3 anak
Perkiraan Kekayaan: 59,2 milyar (US$)
Sumber Pendapatan: Microsoft
Perkiraan jumlah uang yang telah disumbang untuk amal: 6/10 dari jumlah hartanya.

5. Ingvar Kamprad
Asal Negara: Swiss
Kewarganegaraan: Swedia
Usia: 80 tahun
Status Perkawinan: Menikah, 4 anak
Perkiraan Kekayaan: 33 milyar (US$)
Sumber Pendapatan: Ikea
Perkiraan jumlah uang yang telah disumbang untuk amal: 8/10 dari jumlah hartanya.

6. Carlos Slim Helu
Asal Negara: Meksiko
Kewarganegaraan: Meksiko
Usia: 67 tahun
Status Perkawinan: Duda, 6 anak
Perkiraan Kekayaan: 67,8 milyar (US$)
Sumber Pendapatan: Telecom
Perkiraan jumlah uang yang telah disumbang untuk aural: 9/10 dari jumlah hartanya.

Tapi semuanya masih dibawah Shahabat MILYUNER Abu Bakar Shiddiq yang menyumbang 100% Hartanya untuk Dijalan Allah SWT. Dia salah satu teladan kita semua.

Siapa yang mau menyusul dengan berrrsedekah. Terrr....rrr

Zakat, infaq, dan shodaqoh


Zakat, infaq, dan shodaqoh merupakan kebuktian iman kita kepada allah dan sesama muslim yang membutuhkannya. Kalau kita melihat dari penggunaan ayat-ayat Al-Quran istilah shadaqah, zakat, dan infaq sebetulnya menunjuk kepada satu pengertian yaitu sesuatu yang dikeluarkan. Zakat, infaq dan shadaqah memiliki persamaan dalam peranannya memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan.

Adapun perbedaannya yaitu zakat hukumnya wajib sedangkan infaq dan sedekah hukumnya sunnah. Atau zakat yang dimaksudkan adalah sesuatu yang wajib dikeluarkan, sementara infaq dan shadaqah adalah istilah yang digunakan untuk sesuatu yang tidak wajib dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya sukarela itu yang disebut infaq dan shadaqah. zakat ditentukan nisabnya sedangkan infaq dan sedekah tidak memiliki batas, zakat ditentukan siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan infaq boleh diberikan kepada siapa saja.

Perbedaannya juga dapat dicermati antara lain yaitu; 1) Zakat itu sifatnya wajib dan adanya ketentuannya/batasan jumlah harta yang harus zakat dan siapa yang boleh menerima. 2.Infaq : sumbangan sukarela atau seikhlasnya (materi) 3.Sedekah: lebih luas dari infaq, karena yang disedekahkan tidak terbatas pada materi saja.

Sedangkan pengertian sedekah, zakat dan infaq yaitu sebagai berikut;

a). Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Adapun secara terminologi syariat shadaqah makna asalnya adalah tahqiqu syai'in bisyai'i, atau menetapkan / menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya baik mengenai jumlah, waktu dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kebada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak di tentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya, sedekah tidak terbatas pada pemberian yang bersifat material saja tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan senyum yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan orang lain termasuk kategori sedekah. Shadaqoh mempunyai cakupan yang sangat luas dan digunakan al-qur'an untuk mencakup segala jenis sumbangan.

Sedekah berarti memberi derma, termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan didalam al-qur'an dan sunah. Zakat telah disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pengutan wajib, sedegkan sedekah lainnya dibayarkan secara sukarela. Jumlah dan nisab zakat di tentukan, sedangkan jumlah sedekah yang lainya sepenuhnya tergantung keinginan yang menyumbang.

Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja shadaqoh mempunyai makna yang lebih luas lagi dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat nonmateriil. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi, misalnya menyingkirkan rintangan di jalan, menuntun orang yang buta, memberikan senyuman dan wajah yang manis kepada saudaranya, menyalurkan syahwatnya pada istri dsb. Dan shadaqoh adalah ungkapan kejujuran (shiddiq) iman seseorang.

Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adakah sedekah.
Dalam hadist Rasulullah memberi jawaban kepada orang-orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda: "Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap takbir shadaqah, setiap tahmid shadaqah, setiap amar ma'ruf adalah shadaqah, nahi munkar shadaqah dan menyalurkan syahwatnya kepada istri shadaqah". (HR. Muslim)


b). Zakat secara bahasa (lughat), berarti : tumbuh; berkembang dan berkah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10). Seorang yang membayar zakat karena keimanannya nicaya akan memperoleh kebaikan yang banyak. Allah SWT berfirman : "Pungutlah zakat dari sebagian kekayaan mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka.". (QS : At-Taubah : 103). Sedangkan menurut terminologi syari'ah (istilah syara') zakat berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dalam waktu tertentu.

Zakat juga berarti derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah, dan waktu suatu kekayaan atau harta yang wajib diserahkan; dan pendayagunaannya pun ditentukan pula, yaitu dari umat Islam untuk umat Islam. Atau Zakat adalah nama dari sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu (nishab) yang diwajibkan Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula (QS. 9:103 dan QS. 30:39). Ulama' Hanafiyyah mendefinisikan zakat dengan menjadikan hak milik bagian harta tertentu dan harta tertentu untuk orang tertentu yang telah ditentukan oleh Syari' karena Allah.

Demikian halnya menurut mazhab Imam Syafi'i zakat adalah sebuah ungkapan keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan secara khusus. Sedangkian menurut mazhab Imam Hambali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok yang disyaratkan dalam Al-Qur'an. Zakat mempunyai fungsi yang jelas untuk menyucikan atau membersihkan harta dan jiwa pemberinya.


c). Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Jika zakat ada nishabnya, infaq tidak mengenal nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (QS. 3:134). Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf), maka infaq boleh diberikan kepada siapapun. Misalnya, untuk kedua orang tua, anak-yatim, dan sebagainya (QS. 2:215).

Infaq adalah pengeluaran sukarela yang di lakukan seseorang, setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia kehendakinya. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang yang sebaiknya diserahkan.

Terkait dengan infak ini Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat yang senantiasa berdo'a setiap pagi dan sore : "Ya Allah SWT berilah orang yang berinfak, gantinya. Dan berkata yang lain : "Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infak, kehancuran". (HR. Bukhori)

2. Melakukan amal kebajikan semuanya agar bernilai ganjaran pahala di sisi Allah Swt. Semuanya tergantung pada niat. Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya sahya perbuatan itu hanyalah dengan niat”. (HR. Muslim). Jika Bapak mengeluarkan harta diniatkan sedekah maka akan bernilai ibadah sedekah yang besar ganjarannya dari Allah Swt. Pun demikian jika diniatkan berinfak akan bernilai pahala infak. Tentunya hendaknya terlebih dahulu dimantapkan niat bapak yang manakah amal karikatif (sedekah atau infak) yang bapak pilih dan ditunaikan.

3. Zakat/infaq diberikan kepada saudara-saudara yg kurang mampu seperti keponakan, kakak/adik sendiri menurut ulama diperbolehkan atau tidak berdosa untuk memberi kepadanya zakat. Sebab, mereka bukan menjadi tanggung jawab bapak Ishendar dan dengan catatan bahwa mereka adalah mustahik zakat yaitu apakah mereka masuk kriteria fakir atau miskin. Meskipun demikian, alangkah lebih arifnya jika bapak mengeluarkan harta tersebut sebagai sedekah yang juga tidak kalah besar amalan pahalanya. Dan mengeluarkan zakat malnya pada lembaga amil zakat baik BAZ maupun LAZ yang amanah agar zakat dapat lebih merata tersalurkannya dan dapat terberdayakan mustahiknya.

Berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa sedekah, infak dan zakat memiliki sisi perbedaan baik penghimpunannya maupun penyalurannya. Dengan mengeluarkan sedekah/infak/zakat sebetulnya untuk bekal investasi nanti di akhirat bahkan akan dijauhkan dari musibah. Rasulpun menjelaskan orang yang mengeluarkan sedekah/zakat akan terhindar dari marabahaya/musibah. Bahkan zakat dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia, menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. Dengan begitu, akhirnya tercipta suasana ketenangan bathin yang terbebas dari tuntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, yang selalu melingkupi hati.

Jumat Barokah...



Alhamdulillah sudah hari Jumat lagi... 

Hari Jumat merupakan hari yang paling utama dari semua hari dalam sepekan. Dia adalah hari yang penuh barokah. Alloh Ta’ala mengkhususkan hari Jum’at ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari ummat-ummat terdahulu. Dari Salamah dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda: “Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah  Azza  wa Jalla menciptakan  Adam as. Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi, dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu. “(HR. Muslim)


Oleh karena itulah, Nabi saw sangat mengagungkan, mengistimewakan, serta memuliakan hari jumat di banding hari lainnya. Beliau banyak melakukan berbagai macam ibadah di hari itu. Banyak sekali keutamaan dan keistimewaan yang ada di hari jumat di antaranya adalah bersedekah.
Ibnul Qayyim berkata: “Sedekah di hari Jum’at dibanding dengan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya”.Hari Jumat adalah hari dimana sedekah berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda : “Pahala sedekah berlipat ganda pada hari Jumat.” Sedekah pada hari Jum’at lebih baik daripada sedekah di hari lainnya. Ibnu Taimiyah jika keluar menuju Jum’at beliau bawa apa yang ada di rumahnya lalu beliau sedekahkan dalam perjalanannya menuju masjid secara sembunyi-sembunyi”.


Para Pembaca yang di Rakhmati Allah SWT. Insya Allah...

Rasullah SAW, Sangat Menganjurkan kepada seluruh umatnya, utk senantiasa melakukan sedekah di hari Jumat, karena begitu istimewanya Hari Jumat tersebut (Jumat Yg Penuh Barokah) karena Pahala nya akan dilipat gandakan. Dan sedakah juga tidak harus berupa uang. Bisa juga dengan tenaga dan pikiran. Rasulullah Saw bersabda di hadapan para sahabat, “Setiap Muslim wajib bersedekah.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana bila ia tidak mempunyai apa-apa untuk disedekahkan?”
Beliau Saw menjawab, “Hendaklah ia bekerja sehingga hasilnya dapat ia manfaatkan untuk dirinya dan dapat ia sedekahkan.” Sahabat kembali bertanya, “Bagaimana kalau ia tidak sanggup?” “Hendaklah ia membantu orang yang memerlukan bantuan,” jawab Beliau. (HR Bukhari).
Berikut kisah seorang tukang becak yang suka mengamalkan Hadist diatas, di daerah Klaten Jawa Tengah, Cerita ini di Postkan Oleh : Mutiara Hikmah (http://www.ddhongkong.org/), yang ia sedekahkan adalah tenaga dan fasilitas becak yang ia miliki, khususnya di hari Jumat.  (Baca juga: Keutamaan Sedekah Hari Jumat).
Seperti ditulis Muhsin Suny M dalam bukunya, Menjadi Kaya dengan Sedekah  (Era Intermedia, 2007), seorang tukang becak di Klaten, Jawa Tengah, Kasan, menggratiskan semua penumpangnya setiap hari Jum’at.
Suatu hari, seorang ibu kaya datang dari kota ke desa tempat Kasan tinggal. Tanpa menawar, si ibu langsung naik ke atas becaknya. Tiba di tujuan, si ibu bertanya, “Berapa ongkosnya ?”
Kasan menjawab, “Maaf, Bu. Bukannya saya menolak uang ibu, tapi saya sudah bertekad untuk bersedekah dengan cara menggratiskan biaya tarikan becak setiap hari Jum’at. Kebetulan hari ini Jum’at, jadi Ibu tidak perlu membayar ongkos becak saya.”
Tanpa menunggu tanya, Kasan berbalik mengayuh becaknya. Ia pergi. Sedang si ibu tinggal sendiri. Diam, seakan tak percaya. Namun kejadian yang baru sekejap berlalu itu seperti petir di siang hari yang menyambar kesadarannya. Maklum, selama ini si ibu memang tidak pernah bersedekah.
Merasa belum yakin, Jum’at berikutnya si Ibu kembali datang ke desa Kasan. Kali ini ia hanya ingin membuktikan kebenarannya “sedekah” si tukang becak tadi. Ia pun sengaja menunjuk tempat yang lebih jauh. Dan ketika sampai, betul saja. Kasan mengungkapkan hal yang sama.
Si ibu yang makin penasaran, justru minta diantarkan ke rumah Kasan. Ia ingin sekali mengenal lebih dekat keluarganya. Dengan senang hati, Kasanpun mengayuh becaknya mengantarkan si ibu. Rumah Kasan sangat sederhana. Istrinya seorang yang berjilbab rapih, pertanda kalau ia seorang Muslimah yang shalihah. Dua orang anaknya masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Dalam keharuan dan kekagumannya terhadap keluarga Kasan, si ibu berkata, “Saya malu dengan Mas Kasan. Selama ini saya tidak pernah bertemu dengan orang yang luar biasa seperti Mas. Mas hidup sederhana bahkan kekurangan, sedangkan saya hidup berkecukupan, bahkan berlebih, tetapi saya tidak pernah mengeluarkan sedekah.
Maka dengan ini, izinkan saya untuk bersedekah atas hidayah Allah ini. Izinkan saya untuk mengajak Mas Kasan sekeluarga untuk naik haji tahun ini dengan keluarga saya.”
Masya Allah… Allahu Akbar! Demikianlah kisah nyata tentang fadilah (keutamaan), faidah (manfaat), dan keajaiban sedekah, khususnya sedekah di hari Jumat. Wallahu a’lam bish-shawabi. (ed/ddhongkong.org).*
Pembaca Budiman yang di Rakhmati Allah SWT, Insya Allah...
Dari Sepenggal cerita diatas yang merupakan cerita kisah nyata, menunjukan begitu Luar Biasa Kuasa Allah SWT, Berkah yg diberikan-Nya kepada si Tukang Becak yang selalu mengamalkan Hadist Rasullah SAW, ia selalu mensedekahkan tenaga dan fasilitas becaknya, dimana ia tidak mampu mensedekahkan hartanya, yg ia lakukan hanya mensedekahkan Tenaga dan Becak nya Secara gratis, Tapi Imbalan yg ia Terima di luar Nalar kita, bisa mendapatkan ganjaran yg Luar Biasa, bisa menunaikan Ibadah Haji dengan gratis, Subhanallah... Walhamdulillah... Walailahaillah... Allahuakbar... 
Semoga dari Kisah diatas, kita bisa mendapatkan manfaat dan Hikmahnya... Insya Allah... AmiinYaa Robal'alamin..

Thursday 21 May 2015

Kisah Nyata : KEAJAIBAN SEDEKAH YG MENAKJUBKAN

Sudah Sekian Lama, Saya ngga Ngeposting Tentang Keutamaan dan Keajaiban dari Sedekah, karena kesibukan yg luar Biasa... 

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Insya Allah ini Cerita Nyata, di Pos kan oleh Ana Fitrotunnisa. 
Di Bontang, Kalimantan Timur ada sebuah perusahaan kaya raya dengan fasilitas yang luar biasa bagi karyawannya. Penghasilan para pegawainya berlipat-lipat dibanding dengan perusahaan swasta maupun nasional lainnya. Tunjangan berupa rumah, mobil, pendidikan anak bahkan makan pun diberikan. 

Beberapa kali saya
berkunjung ke sana maka saya hanya berkomentar, "Betapa beruntungnya mereka yang tinggal dan bekerja di tempat ini!" Mereka hidup di sebuah komplek yang terisolir dari dunia Bontang. Pagar-pagar mereka kokoh berdiri dan lengkap dengan petugas keamanan yang membuat komplek perumahan itu terisolir dari dunia luar.

Penghasilan besar yang mereka dapat, -mungkin sebab sulit untuk mendapatkan mustahik-, maka kewajiban zakat dan sedekah pun barangkali tak tersalurkan. Namun meski demikian hal yang menjadi hak Allah adalah tetap menjadi hak-Nya. Dimana suatu saat Dia pun akan menagihnya.

Sore itu saya diminta bersilaturrahmi dengan sebuah majlis taklim kaum ibu di sana. Tema yang diminta membuat saya berpikir keras untuk mencari referensinya. BEROBAT DENGAN SEDEKAH!!! "Darimana saya harus memulai...?" saya membatin.

Alhamdulillah atas izin Allah Swt ceramah pengantar yang saya berikan terasa nikmat. Jangankan untuk mereka kaum ibu yang mendengarkannya, saya sendiri saja merasakan kenikmatan itu. Rupanya Allah Swt memberi keberkahan pada majlis kami saat itu. Tanpa terasa saya dapati beberapa 'ilmu ladunni' yang Allah berikan. Sehingga saya belajar saat mengajar. Menjadi mengerti bersama orang-orang yang mencari pemahaman.

Allah mewariskan ilmu yang diketahui seseorang, asalkan ia mengamalkan ilmu yang sudah pernah ia ketahui. (Muhammad Saw)

Usai pembicaraan kurang lebih sekitar setengah jam, maka saya menawarkan kepada peserta majlis untuk bertanya dan berdialog. Di sana rupanya ada seorang ibu berusia lebih dari 40 tahun, sebutlah namanya Reni. Tiba-tiba ia mengacungkan tangan dan ternyata ia bukan hendak bertanya akan tetapi ia ingin berbagi pengalaman kepada semua peserta yang hadir. Reni pun memulai kisahnya:

Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka dari Bontang, ia pun diantar oleh suaminya pergi ke Balikpapan dengan pesawat untuk berobat ke seorang dokter terkenal di sana bernama Yusfa. Akhirnya Reni dikuret rahimnya.

Sepulangnya dari Balikpapan, Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin. Apalagi bila ia bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi ke Balikpapan bersama suaminya untuk berobat ke dokter Yusfa.

Sayangnya sang dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang terjadi adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang dirasakan Reni!

Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi, padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami terbang Bontang-Balikpapan untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini. Namun tindakan yang diambil oleh dokter Yusfa hanyalah mengkuret rahim Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Allah Swt atas musibah ini.

Kejadian ini berlangsung cukup lama. Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, uang tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Allah Swt timpakan kepada Reni dan suaminya.

Reni & suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari masalah ini.

Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka

Hari itu Reni dan suami hendak terbang ke Balikpapan untuk berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Namun ada suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar biaya pengobatan, akan tetapi ada sebuah cita-cita mulia di sana yang ingin ia wujudkan. Cita-cita itu adalah, "AKU INGIN BERSEDEKAH!" Sejumlah uang itu pun ia masukkan ke dalam tas tangan yang Reni bawa.

Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju Balikpapan. Setibanya di bandara Sepinggan, Balikpapan Reni berjalan tertatih dipapah oleh sang suami. Dengan susah payah, Reni pun akhirnya tiba di dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni berdoa kepada Tuhannya, "Ya Allah, datangkan untukku seorang pengemis yang bisa menerima sedekahku. Izinkan aku untuk bersedekah di hari ini!"

Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap untuk bisa bersedekah kali itu.

Pintu keluar bandara sudah dilalui oleh Reni dan suami. Subhanallah, tiba-tiba ada seorang pria berpakaian lusuh menyapa Reni dan menjulurkan tangan tanda minta sedekah. Reni bergembira dan yakin bahwa inilah ijabah doa dari Allah Swt.

Tanpa banyak berpikir, ia merogoh tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke tangan pengemis itu. Maka pengemis dan suami Reni melongo melihat jumlah uang yang Reni sedekahkan. Reni pun melanjutkan langkahnya bersama suami dan kemudian mereka masuk ke dalam sebuah taksi untuk pergi ke rumah sakit tempat dokter Yusfa berpraktek.

"Untuk apa uang sebanyak itu kau sedekahkan?! " tanya sang suami. Reni menjawab dengan yakin, "Boleh jadi dengan sedekah itu Allah Swt menyembuhkan penyakitku, Pa!" Mendapati jawaban seperti itu suami Reni tidak banyak mendebat. Memang di saat-saat seperti ini, hanya pertolongan Allah saja yang dapat menyelamatkan mereka.

Seperti kali sebelumnya, tidak ada jawaban positif dari dokter Yusfa atas penyebab pendarahan yang keluar dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum tahu pasti apa penyebabnya" jelas dokter Yusfa.

Maka Reni dan suami pun kembali ke Bontang tanpa hasil memuaskan.

Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu seperti tak terkendali ... Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia tak kuasa menahannya.

Atas izin Allah Swt ia kini sudah berada di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia buka, sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada segumpal daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia tidak mau buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat Reni terdesak untuk buang air.

Merasa aneh dengan segumpal daging itu, maka Reni mengambil sebuah kantong plastik kecil dan memasukkannya ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia harus menanyakannya kepada dokter Yusfa tentang benda aneh ini.

Pagi itu adalah jadwal Reni berkonsultasi dengan dokter Yusfa. Ia seperti biasa pergi ke Balikpapan didampingi oleh suaminya. Konsultasi kali itu, seperti biasa tidak memberikan perkembangan ke arah positif sama sekali. Hampir saja Reni putus asa dengan keadaan ini.

Namun tiba-tiba ia teringat akan kejadian aneh kemarin pagi. Lalu ia pun merogohkan tangannya ke dalam tas dan mencari-cari plastik kecil berisi segumpal daging penuh darah. Ia keluarkan plastik kecil itu dan ia sodorkan kepada dokter Yusfa. Kejadian aneh kemarin pagi itu diceritakan oleh Reni kepada dokter Yusfa.

Dokter Yusfa menerima plastik berisikan benda aneh itu. Dahinya berkerut tanda bahwa ia berpikir keras tentang benda ini. Dan beliau pun berkata, "Ibu dan bapak mohon tunggu sebentar di sini. Saya akan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan hal ini!"

Saat dokter Yusfa pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya berharap bahwa dokter Yusfa akan datang membawa sebuah berita gembira untuk mereka.

Kira-kira 20 menit kemudian dokter Yusfa datang sambil berlari. Ya berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter pun berteriak dengan nada keras, "Alhamdulillah bu Reni.... Alhamdulillah. ...!!! Saya baru mengerti rupanya pendarahan selama ini disebabkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini bisa gugur dengan sendirinya.. .?!"

Subhanalllah. ... rupanya penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter Yusfa tak mampu dijawab langsung oleh Reni. Namun Reni hanya mampu bersyukur kepada Allah bahwa akhirnya pertolongan itu datang juga untuknya setelah penantian yang cukup lama. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja, dan rupanya pertolongan Allah Swt tiba setelah Reni bersedekah dengan sejumlah harta yang sudah ia cita-citakan.

"Sembuhkan penyakit kalian dengan cara sedekah. Lindungi harta yang kalian miliki dengan zakat." HR. Baihaqi

Sedekah sungguh sebuah perkara yang mengagumkan. Apakah anda pernah mengalaminya?

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....

Barakallahufikum ....

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....



Diposkan oleh Ana Fitrotunnisa

Dahsyatnya Sedekah di Hari Jumat



Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS.Al-Jumu’ah: 9)

Memang kalau di bandingkan dengan umur umat-umat terdahulu, umur umat nabi Muhammad SAW relatif jauh lebih pendek. Paling banter hanya sampai umur 60-70 tahun. Berbeda dengan umat nabi-nabi sebelumnya. Umur mereka bisa mencapai ratusan tahun. Umur nabi Nuh as saja mencapai 900 tahun lebih. Sehingga dengan umur yang pendek ini, otomatis kesempatan untuk beribadah pun menjadi lebih pendek pula. Lalu, apakah kita akan mengatakan bahwa Allah Swt tidak adil karena memberi umur pendek kepada kita sedangkan umur umat terdahulu panjang-panjang?
Tentu saja tidak, Allah Maha Adil. Memang Allah memberi kita umur pendek. Namun, Allah Swt memberikan kepada kita waktu–waktu dan kesempatan yang seandainya kita beribadah pada waktu itu, maka pahalanya akan dilipat gandakan. Diantara sekian banyak waktu yang di berikan Allah Swt untuk melipatgandakan pahala seorang muslim adalah Hari Jumat.
Hari Jumat merupakan hari yang paling utama dari semua hari dalam sepekan. Dia adalah hari yang penuh barakah. Alloh Ta’ala mengkhususkan hari Jum’at ini hanya bagi kaum Muslimin dari seluruh kaum dari ummat-ummat terdahulu.
Dari Salamah dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda:“Hari terbaik yang terbit padanya matahari adalah hari Jum’at. Sebab pada hari itu Allah  Azza  wa Jalla menciptakan  Adam as. Dia memasukkan Adam ke surga, pada hari itu ia diturunkan ke bumi, dan pada hari itu terjadi kiamat serta pada hari itu terdapat satu masa dimana tidak seorangpun berdo’a kecuali Dia akan mengabulkan do’a itu. “(HR. Muslim)
Oleh karena itulah, Nabi saw sangat mengagungkan, mengistimewakan, serta memuliakan hari jumat di banding hari lainnya. Beliau banyak melakukan berbagai macam ibadah di hari itu. Banyak sekali keutamaan dan keistimewaan yang ada di hari jumat di antaranya adalah bersedekah.
Ibnul Qayyim berkata: “Sedekah di hari Jum’at dibanding dengan sedekah di hari lain adalah seperti sedekah di bulan Ramadhan dibandingkan sedekah di bulan-bulan selainnya”.
Hari Jumat adalah hari dimana sedekah berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda : “Pahala sedekah berlipat ganda pada hari Jumat.” 
Sedekah pada hari Jum’at lebih baik daripada sedekah di hari lainnya. Ibnu Taimiyah jika keluar menuju Jum’at beliau bawa apa yang ada di rumahnya lalu beliau sedekahkan dalam perjalanannya menuju masjid secara sembunyi-sembunyi”.
            Namun sedekah tidak hanya berupa uang. Rasulullah bersabda, “ Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruk kepada kebaikan adalah sedekah, melarang daripada kemungkaran adalah sedekah, dan berhubungan badan dengan istri adalah sedekah.” (HR Muslim)

Teman Positif dan Teman Negatif


Seorang ibu muda, sebut saja Y berteman akrab dengan ibu-ibu gaul lain di sebuah sanggar senam aerobik. Rajin olahraga, badan sehat dan bugar, bentuk tubuh pun jadi lebih indah. Mereka pun kadang suka ikut lomba senam aerobik di sana-sini dengan busana-busana sexy dan tampil erotis. Di lingkungan ibu-ibu gaul tersebut, ternyata ada trend bahwa ngga punya selingkuhan itu ngga gaul dan ngga keren. Bahkan mereka sudah memperkenalkan cowok-cowok yang tertarik kepada si ibu Y ini.

Si ibu Y harus keluar dari komunitasnya ini as soon as possible. Dia berada di lingkungan pertemanan yang salah, yang bukan mendekatkannya kepada Alloh Ta’ala tapi malah menjauhkannya dariNya.
Seorang teman yang hobi touring motor bercerita bahwa dia dulu gabung dengan komunitas / club motor. Berangkat beramai-ramai, menempuh perjalanan jauh, berkenalan dengan lingkungan dan orang-orang baru sungguh bermanfaat dan membuka wawasan. Namun ternyata touring motor gitu jadi blagu, pakai lampu rotator berputar-putar, sirine meraung-raung, menyuruh pengendara-pengendara lain menepi memberi jalan, belum lagi ada yang memotong jalan orang lain dari arah yang berlawanan. Bayangkan berapa banyak pengendara lain yang terkejut ketika dipaksa menepi oleh barisan sepeda motor seperti itu.
Si temanku itu akhirnya keluar dari komunitasnya. Dia ngga suka cara semena-mena dan blagu begitu, dan ia sekarang memilih touring lintas pulau seorang diri (atau boncengan ama istrinya) di kala liburan.
Misalnya, ada seorang cewek kost di lingkungan kampus, pas dapet rumah indekost putri yang isinya cewek-cewek sexy yang gemar berpakaian seronok. Berpenampilan serba mini di situ juga sudah biasa. Hampir tiap malam cowok-cowok pada ngapelin mereka dengan mobil-mobil bagusnya. Hampir tiap malam mereka ngafe, kongkow dan dugem sampai dini hari. Orang tua di kampung halaman tentu ngga tahu bagaimana pergaulan anak gadisnya.
Bagaimana caranya supaya dia ngga ketularan ikut-ikutan begitu, kecuali sesegera mungkin pindah kost. Salah satu teman ada yang mengkuliahkan anak gadisnya di luar kota, dengan syarat tinggalnya tidak indekost, tapi dititipkan di pondok pesantren. Ini mungkin bisa jadi solusi yang bagus juga.

Ikhwatal Islam rahimakumullah.
Kita yang memilih mau berteman sama siapa. Ada teman positif, ada teman negatif [1]. Teman positif mengajak kita ke arah kebaikan, mengingatkan apabila kita salah, menegur bila kita keliru, mendekatkan kita kepada Alloh Azza wa Jalla. Sedangkan teman negatif adalah yang sebaliknya. Membiarkan kita berbuat salah, mendukung kita tersesat, bahkan mengajak kita berbuat dosa, na'udzubillahi min dzalik. Yuk sudahan yuk yang dulu-dulu, buruan deh pindah jalur.
Ayo diganti, dengan siapa kita bergaul sekarang. Dalam rangka pengen jadi lebih baik, ayo ganti teman-teman negatif dengan teman-teman positif. Karena kalau masih di situ-situ terus, ya kita susah untuk berubah jadi baik.
Ada cerita salah seorang teman. Dia biasa nongkrong sama teman-teman se-gank, terus minum minuman keras. Mereka menawarinya minum lalu dia menolak.
A: Segelas aja, Bro.
B: Engga, gue kagak minum-minum lagi sekarang.
A: Ayo lah Bro, segelas ajaaa, penghormatan lah buat abang kita nih.
C, D, E, F: ambil lah Bro, ambil (maksa-maksa)
Dipaksa-paksa terus sampai akhirnya si B kesel, terus ambil tuh botol mau dipecahin ke kepala si A, "Kalau gue bilang engga ya engga!" Baru semua diam. Begitu kira-kira ceritanya.
Nah kalau sudah seperti itu sih, ah tinggalin saja sudah. Tinggalin tinggalin teman-teman yang begitu.
Lho apa ngga memutus hubungan silaturahim tuh? Ah engga ah, kan bisa tetap berteman, kadang bertegur sapa, tidak putus hubungan sama sekali. Yang jelas, kita sudah ngga kumpul-kumpul nongkrong bareng lagi kaya dulu. Ayo cari teman yang akan mengajak kita jadi baik. Bener ya salah satu lirik lagu Tombo Ati bilang, "Wong kang soleh kumpulono."
Terus apa yang ngga soleh ngga ditemanin, sQu, dan dibiarin selamanya tersesat? Sebentar dulu, untuk saat ini dalam rangka kita pengen jadi lebih baik, sebaiknya menyingkir dulu, soalnya imannya belum kuat. Takutnya, Gan, kalau masih kumpul, kita keseret ke pergaulan yang dulu-dulu lagi.
Pintar-pintar deh memilih teman.
Ketika ibu-ibu mengantar jemput anaknya ke sekolah, pasti akan berinteraksi dengan ibu-ibu wali murid lain di sekolah tersebut, berkenalan dan menjadi teman. Ada ibu-ibu yang mengajak ngobrol hal-hal positif dan membuka wawasan baru. Tapi ada juga ibu-ibu yang senengannya ngegosipin orang laiiiin terus, sekalipun itu di bulan puasa.
Kalau yang kaya gitu, sebaiknya langsung ganti topik, "Eh tadi malam sahur apa?" Beres. Kalau masih membicarakan keburukan orang lain, tanyakan lagi, "Eh ntar buka nya apa?" Masih bergunjing lagi, bilang aja, "Eh ntar tarawih di mana?" sambil jalan mundur-mundur terus menjauh.

Ini bisa jadi catatan penting lho. Ciri-ciri teman yang baik adalah teman yang paling sedikit bergunjing membicarakan keburukan orang lain. Catat.
Dulu nih ya, waktu aku bekerja di Pamekasan, aku kumpul dengan teman-teman kantor yang pada gemar olahraga, fitness dll. Kami jogging hampir tiap pagi keliling lapangan alun-alun Arek Lancor. Menyenangkan sekali. Itu yang bikin kadar lemakku turun sampai 18% saja. Tapi ketika pindah kota, ngga punya teman lari, aku pun menggendut lagi, haghaghaghag.
Kini di Mojokerto, alhamdulillah aku kumpul dengan teman-teman yang soleh solehah. Teman-teman musholla yang berjenggot, bercelana tidak isbal, yang sopan santun, ngga banyak tertawa, menjaga pandangan dan tawadhu. Teman-teman yang berjilbab syar'i, yang hanya ngomong yang penting-penting dan bermanfaat saja, Insya Alloh.
Suatu hari, ada dua teman mengajak aku ikutan di Forum Shalahudin, sebuah forum Islami di instansi kami. Terus terang aku takut, kuatir kalau posting di situ bakal dihajar babak belur sama ustadz/ustadzah-nya kalau salah kata, hahahaha. Ternyata Subhanalloh, sambutannya hangaaat sekali. Apa yang kutakutkan dulu ngga pernah terjadi. Kalau aku salah-salah kata, pasti langsung ada yang menegur dengan baik dan akrab. Aku jadi punya banyak teman-teman baru.
Begitu pula dengan teman-teman face-book ku. Entah bagaimana teman-temanku yang dulu suka komentar ngakak-ngakak porno, atau cewek-cewek yang komentar genit-genit kok sudah pada ngga ada (aku yang remove apa mereka yang meremove diri sendiri ya, ngga tahu juga). Banyak teman-teman lamaku (dan teman-teman baru kenal) yang soleh solehah yang suka nulis status hal-hal kebaikan, nasehat-nasehat ringan atau link-link artikel yang bermanfaat.
Setiap hari ada saja postingan yang bermanfaat.
Alhamdulillah. Aku jadi kenal banyak orang-orang hebat, ya akhi wa ukhti fillah, yang bukan cuma pintar ilmu agamanya tapi juga mengamalkannya dengan berbuat banyak hal untuk umat. Subhanalloh, di sini lah fungsi teman yang sebenarnya, selalu menjaga, menegur dan menasehati saudaranya kalau ada salah. Teman-teman sehari-hari yang bisa kucontoh dan kuteladani kebaikannya.
Jazzakumullah khoiron katsiro.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan hadits:
[1] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: \"Sesungguhnya perumpamaan teman dekat yang baik dan teman dekat yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Seorang penjual minyak wangi terkadang mengoleskan wanginya kepada kamu dan terkadang kamu membelinya sebagian atau kamu dapat mencium semerbak harumnya minyak wangi itu. Sementara tukang pandai besi adakalanya ia membakar pakaian kamu ataupun kamu akan menciumi baunya yang tidak sedap.\" (HR Muslim)

***

Masih Merasa Lebih Dari Orang Lain?


Permisiiiii.. mau nanya.
Siapa yang suka lihat orang yang sombong?
"Huh amit-amit deh tuh orang songong baaanget sih." kata kita sambil pasang tampang bersungut-sungut ,"Disapa diem aja kaya ngga kenal. Awas ngga bakal deh nyapa-apa lagi." Kita ngomel-ngomel sendiri, sebel sama si Fulan sampai (misalnya) kita ngga tahu kalau barusan ada mas-mas cleaning service yang papasan dengan kita menganggukkan kepala sambil senyum, tapi kita ngga tahu dan cuek. Whatta?
See? Siapa yang sombong sekarang?
"Amit-amit dah itu Mrs. Songong itu bangga bangeeeettt ceritain rumahnya yang seharga 1 milyard. Diulang-ulang. Diulang-ulang. Pliiiis deh. Ngga nyadar apa suka pamer-pamer kaya gitu?" kata kita sambil ketawa-ketawa ngejek di depan ibu-ibu arisan, "Mungkin tuh Ibu pengen selevel ama kita-kita, jeung." Terus semua ibu-ibu lain ketawa. Hellow? Look who's talking now.
"Ya elah liat tuh Fulanah petantang-petenteng kemana-mana bawa kamera DSLR mahal, yang lensanya panjang gede harus dipegangin dua orang." kata kita ke orang sebelah, "Hasil jepretannya ngga jauh beda ama jepretan tukang foto keliling kampung gitu kok." Jleb jleb jleb. Do you know this guy?
"Sial tuh cewek-cewek karyawati mall, gue lewat eh dicuekin, lihat-lihat barang malah dikacangin, mentang-mentang penampilanku biasa-biasa aja. Yang ditawarin cuma orang-orang yang penampilannya borjuis doang." kata kita sambil menggerutu. "Blagu banget sih. Ngga tau apa kalau gaji ku sebulan sama kaya gaji dia setahun? Sini lo kerja ama gue aja." Hmmh, siapa sebenarnya yang pengen dianggap "lebih" ama orang lain?
Yup.
Kita ngga suka liat orang sok atau keliatan sok. Kita eneg lihat orang sombong atau keliatan sombong. Tapi kalau lihat dari cerita di atas (yang bener-bener ada di keseharian kita), pertanyaannya jadi diganti: Siapa yang sombong sekarang? Look who's talking now dan Do you know this guy? Ya orang itu ya kita sendiri. Aku, sQu, kamu, dia, mereka, kita ini yang sebenarnya sombong.
Allah berfirman,
”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [QS. Al Israa’:37]
”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [QS. Luqman:18]
Dan banyak lagi dalil-dalil tentang betapa dibencinya sifat sombong itu.
Ya akhi wa ukhti fillah.
Sebenernya yang sombong itu kita.
Jadi setiap kali kita ngatain si Fulan sombong, si Fulanah songong, sebenarnya kita sendiri juga sudah sombong tuh.
Sombong merupakan perbuatan yang paaaling dibenci Allah. Iblis dilaknat dan dikutuk ama Allah Azza wa Jalla ya karena kesombongannya kan. Dan ternyata kita semua punya sifat itu
 :( na’udzubillahi mindzalik. )

Ada banyak macam-macamnya sombong. Pengertian sombong sendiri adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia [1]. Tapi sombong yang dibahas dari atas tadi ini adalah perasaan merasa lebih dan meremehkan orang lain. Merasa gajinya gede, lebih gede dari orang lain. Merasa good looking, lebih keren dari orang lain. Merasa sudah yang paling pinter, lebih berilmu dan berwawasan dari yang lain. Merasa lebih mulia, lebih baik, lebih tinggi derajat dari pada orang lain. Dan sebagainya.
Yuk dikoreksi yuk. Kita jadikan kelebihan kita ini jadi hal yang positif.
Kalau memang iya kenyataannya gaji kita lebih gede dari orang lain, berarti sodaqoh kita juga harus jauh lebih gede dong dari yang lain. Kalau memang iya kenyataannya kita good looking, ya ayo dimanfaatkan yang positif. Misalnya, kaya yang kemarin pernah kuceritain tentang anak-anak kecil, "Kenapa sih seneng ngaji ama Mama K?" Kata mereka. "Lha wong uaayuu e." Tuh ngga nyangka kan, ternyata jadi daya tarik positif buat anak-anak kecil, hihihi.
Kalau memang kenyataannya kita lebih berwawasan, lebih tahu ilmu ini itu dari yang lain, ya di-share ke yang lain. Dibagi, diajarkan. Ilmunya bukan dibuat petentang-petenteng. Yang jago bahasa inggris, ya diajarkan ilmunya ke yang lain. Yang jago bahasa arab, ya diajarkan ilmunya ke yang lain. Bahkan yang belum bisa bahasa arab pun, pengeeeeeen banget bisa bahasa arab dan kalau sudah bisa terus pengen ngajarin yang lain. Percuma juga kalau kita punya ilmu tapi dipakai sendiri ngga diajarkan ke yang lain (padahal itu bisa jadi amalan kita yang ngga akan putus-putus bahkan sampai kita di alam kubur) [2].
So, ngga penting ya dianggap lebih sama orang lain mah. Yang penting itu apa yang bisa kita lakukan dengan kelebihan yang dianugerahkan Alloh Ta’ala kepada kita ini, untuk dipergunakan secara maksimal agar bermanfaat untuk kebaikan bagi orang lain.
Semoga kita bisa belajar mulai hari ini utk tidak merasa lebih dari yang lain.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan hadits: 
[1] Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: \"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.\" Seorang laki-laki bertanya, \"Sesungguhnya laki-laki menyukai baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?\" Beliau menjawab: \"Sesungguhnya Alloh itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.\"(HR Bukhari, shahih)
[2] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.\" (HR Muslim, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa'i dan Ad Darimi)

***

Engkau Lelaki Kelak Sendiri


"Kamu takut?" tanya Mamiku sambil mengancingkan kemeja seragam SDku yang baru. Aku mengangguk. Hari itu hari pertamaku masuk di Sekolah Dasar setelah sebelumnya aku hanya duduk di TK nol kecil (aku ngga pernah duduk di kelas nol besar lho Gan, kata gurunya ngga perlu, langsung kelas satu aja). Aku takut akan tantangan yang jelas lebih berat dibanding TK. "Ngga usah takut, kan banyak temannya." kata Mamiku.
Tapi aku takut. Merasa sendiri masuk ke dunia middle of nowhere. Selalu merasa ngga percaya diri ketika melihat apa yang akan kuhadapi nanti di Sekolah Dasar. Aku melihat kakak-kakakku yang semua sudah sekolah di SD yang sama. Di rumah mereka mengerjakan PR. Ada matematika, hitung-hitungan rumit, akar, pangkat, derajat, istilah-istilah yang belum pernah kudengar sebelumnya. Sesuatu yang akan sangat sulit, kukira. Aku selalu takut akan sesuatu yang bahkan belum kuhadapi. Padahal semuanya toh akhirnya kulalui dengan lancar. Aku baik-baik saja, kalau kata Pinkan Mambo.
Begitu pula ketika aku SMP, melihat kakak-kakakku kuliah. Apa itu SKS? Kredit apaan sih. Skripsi? Apa itu? Kaya bagaimana, kok kayanya berat dan susah. Apa aku nanti bisa ya. Apa aku bisa mengemban tanggung jawab itu? Bayanganku selalu 'terlalu' jauh ke depan.
Setelah aku bekerja, aku juga sempat takut menikah. Dengan penghasilan pegawai negeri yang sangat kecil waktu itu. "Bagaimana aku bisa beli rumah? Ngisi perabot? Duit dari mana? Sekarang aja sudah ngutang-ngutang. Bagaimana kalau anakku sakit? Genteng bocor?" Apa aku bisa nanti jd pemimpin rumah tangga? Jadi kepala keluarga yang bertanggung jawab?
"Kejauhan mikirmu, Yan." kata Mamiku. Dan ketika semua kecemasanku terlampaui dengan baik-baik saja, Beliau pun bilang, "Inget ngga dulu kamu takut ama genteng bocor dan lain-lain?" Aku cuma mesem-mesem saja karena ke-paranoid-an ku.

Setelah aku waktu itu kemudian menjadi koordinator pelaksana di kantor, aku juga (sekedar) mikir, bagaimana ya kalau jadi kepala seksi? Bisa ngga ya nanti? Atau jadi kepala kantor? bisa ngga ya aku mengerjakan tanggung jawab sebegitu besarnya? Bagaimana kalau ngga bisa?
Well, jadi teringat sama lagunya Bang Iwan Fals, reff-nya kaya begini (yang tahu lagu ini, baca ya sambil dinyanyiin. Tapi kalau ngga tahu lagunya, ya teks nya dibaca saja, gampang dicerna kok maknanya):
Duduk sini nak, dekat pada Bapak
Jangan kau ganggu ibumu
Turunlah lekas dari pangkuannya
Engkau lelaki, kelak sendiri
Seorang lelaki, nantinya bakal berdiri sendiri di atas kakinya. Seorang lelaki-lah (dengan kodratnya sebagai pemimpin) yang wajib memikul semua tanggung jawab bagi keluarganya. Ngga bisa selalu bergantung sama orang lain. Seorang lelaki dewasa akan keluar dari rumah orang tuanya. Berdiri sendiri dengan kekuatannya sendiri.
Ketakutanku akan tanggung jawab yang belum kuterima (SD kelas satu kok sudah membayangkan matematika akar pangkat, SMP kok membayangkan nulis skripsi, koordinator pelaksana kok berpikir jadi kepala kantor) juga hal yang wajar kok. Justru sejak dini itu lah seorang lelaki belajar berdiri sendiri, menyiapkan dirinya menghadapi beban yang menantinya nanti di masa depan.
Dan ketika masa itu tiba, si lelaki yang tadinya cemas itu, kini sudah siap dan Insya Alloh akan melaluinya dengan baik-baik saja.

***

Anak-anak yang Pelupa




Di sebuah Rumah Sakit Islam di Kota Mojokerto, tepatnya di ruang tunggu, di bangku yang panjang itu, ada seorang ibu duduk sementara anaknya yang sakit, lemas, muka kuyu disuruhnya tidur di bangku panjang itu. Si ibu dengan tatapan iba penuh kasih sayang membetul-betulkan baju si anak kecil yang terbuka perutnya, lalu si ibu mengibas-ibas celana pendek si anak kecil yang agak kotor berdebu. Si anak mencoba memejamkan mata, sementara si ibu menatap dalam diam, sambil menunggu giliran namanya dipanggil.

Saudara-saudaraku yang semoga dimuliakan Alloh Ta’ala.
Kita ini memang orang-orang pelupa ya.
Kita lupa siapa yang membawa-bawa kita dalam perutnya selama sembilan bulan.
Punya tas ransel laptop ngga? Beratnya mungkin tiga kiloan. Coba dibawa di depan, selama seminggu aja. Sejak tidur sampai tidur lagi. Dibawa kerja, di bawa dapur, di bawa jalan-jalan, ke kamar mandi, ke masjid, ke luar kota. Dibawa-bawa kemana pun kita pergi. Berat banget, boss. Tapi ibu kita membawa yang lebih berat dari itu. Beliau melakukannya dengan ikhlas dan penuh cinta, membawa kita kemana-mana. Coba bayangkan bagaimana wajahnya ketika Beliau masih berusia muda dulu.
Dan sekarang kita berani bersuara keras kepadanya.
Kita lupa siapa yang menyusui kita ketika kita bayi, memberi makan kita, memberi dekapan hangat penuh cinta, memandikan, mencium-ciumi dan menggendong kita kemana-mana. Membangga-banggakan kita di depan sanak saudara. Membisikan kata-kata yang menyejukkan hati ketika kita menangis. Coba bayangkan bagaimana wajahnya ketika beliau tertawa riang menimang-nimang kita.

Dan sekarang kita berani membuatnya menangis.
Kita lupa siapa yang panik ketika kita jatuh. Siapa yang diam-diam menangis ketika kita di rawat di rumah sakit. Siapa yang pontang-panting nyari pinjaman duit kesana-sini. Meminjam uang ke Bude ini, pinjam mas itu, saudara-saudara yang lebih mampu secara ekonomi untuk membiaya ongkos rumah sakit. Coba bayangkan wajahnya ketika beliau susah hati saat itu. Kita lupa siapa yang ingin menukar kesembuhannya untuk kita (andai bisa). "Biarlah emak aja yang sakit, jangan kamu." 

Dan sekarang kita berani mengkhianatinya.
Kita lupa siapa yang menyekolahkan hingga kita jadi seperti sekarang. Siapa yang mendidik kita jadi pintar seperti sekarang. Siapa yang kita cari ketika pertama kali pulang sekolah, "Emak mana?" Siapa tempat kita berteduh, berkeluh kesah, selalu menasehati yang terbaik buat kita dari kecil hingga dewasa. Betapa beliau ingin yang terbaik buat kita.
Siapa yang selalu mendoakan kita, memohon kepada Alloh Ta’ala yang terbaik buat anak-anaknya, menyebut nama kita di setiap usai sholat fardhunya. Coba bayangkan wajah tua Beliau yang masih basah oleh sisa-sisa air wudhu.
Dan sekarang kita berani bilang bahwa Beliau terlalu mencampuri urusan kita.
Kita lupa cerita tentang Juraij.
Kita lupa cerita tentang Uwais.
Kita lupa bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu.




POST COMMENT

Popular Posts