Thursday 21 May 2015

Masih Merasa Lebih Dari Orang Lain?


Permisiiiii.. mau nanya.
Siapa yang suka lihat orang yang sombong?
"Huh amit-amit deh tuh orang songong baaanget sih." kata kita sambil pasang tampang bersungut-sungut ,"Disapa diem aja kaya ngga kenal. Awas ngga bakal deh nyapa-apa lagi." Kita ngomel-ngomel sendiri, sebel sama si Fulan sampai (misalnya) kita ngga tahu kalau barusan ada mas-mas cleaning service yang papasan dengan kita menganggukkan kepala sambil senyum, tapi kita ngga tahu dan cuek. Whatta?
See? Siapa yang sombong sekarang?
"Amit-amit dah itu Mrs. Songong itu bangga bangeeeettt ceritain rumahnya yang seharga 1 milyard. Diulang-ulang. Diulang-ulang. Pliiiis deh. Ngga nyadar apa suka pamer-pamer kaya gitu?" kata kita sambil ketawa-ketawa ngejek di depan ibu-ibu arisan, "Mungkin tuh Ibu pengen selevel ama kita-kita, jeung." Terus semua ibu-ibu lain ketawa. Hellow? Look who's talking now.
"Ya elah liat tuh Fulanah petantang-petenteng kemana-mana bawa kamera DSLR mahal, yang lensanya panjang gede harus dipegangin dua orang." kata kita ke orang sebelah, "Hasil jepretannya ngga jauh beda ama jepretan tukang foto keliling kampung gitu kok." Jleb jleb jleb. Do you know this guy?
"Sial tuh cewek-cewek karyawati mall, gue lewat eh dicuekin, lihat-lihat barang malah dikacangin, mentang-mentang penampilanku biasa-biasa aja. Yang ditawarin cuma orang-orang yang penampilannya borjuis doang." kata kita sambil menggerutu. "Blagu banget sih. Ngga tau apa kalau gaji ku sebulan sama kaya gaji dia setahun? Sini lo kerja ama gue aja." Hmmh, siapa sebenarnya yang pengen dianggap "lebih" ama orang lain?
Yup.
Kita ngga suka liat orang sok atau keliatan sok. Kita eneg lihat orang sombong atau keliatan sombong. Tapi kalau lihat dari cerita di atas (yang bener-bener ada di keseharian kita), pertanyaannya jadi diganti: Siapa yang sombong sekarang? Look who's talking now dan Do you know this guy? Ya orang itu ya kita sendiri. Aku, sQu, kamu, dia, mereka, kita ini yang sebenarnya sombong.
Allah berfirman,
”Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” [QS. Al Israa’:37]
”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [QS. Luqman:18]
Dan banyak lagi dalil-dalil tentang betapa dibencinya sifat sombong itu.
Ya akhi wa ukhti fillah.
Sebenernya yang sombong itu kita.
Jadi setiap kali kita ngatain si Fulan sombong, si Fulanah songong, sebenarnya kita sendiri juga sudah sombong tuh.
Sombong merupakan perbuatan yang paaaling dibenci Allah. Iblis dilaknat dan dikutuk ama Allah Azza wa Jalla ya karena kesombongannya kan. Dan ternyata kita semua punya sifat itu
 :( na’udzubillahi mindzalik. )

Ada banyak macam-macamnya sombong. Pengertian sombong sendiri adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia [1]. Tapi sombong yang dibahas dari atas tadi ini adalah perasaan merasa lebih dan meremehkan orang lain. Merasa gajinya gede, lebih gede dari orang lain. Merasa good looking, lebih keren dari orang lain. Merasa sudah yang paling pinter, lebih berilmu dan berwawasan dari yang lain. Merasa lebih mulia, lebih baik, lebih tinggi derajat dari pada orang lain. Dan sebagainya.
Yuk dikoreksi yuk. Kita jadikan kelebihan kita ini jadi hal yang positif.
Kalau memang iya kenyataannya gaji kita lebih gede dari orang lain, berarti sodaqoh kita juga harus jauh lebih gede dong dari yang lain. Kalau memang iya kenyataannya kita good looking, ya ayo dimanfaatkan yang positif. Misalnya, kaya yang kemarin pernah kuceritain tentang anak-anak kecil, "Kenapa sih seneng ngaji ama Mama K?" Kata mereka. "Lha wong uaayuu e." Tuh ngga nyangka kan, ternyata jadi daya tarik positif buat anak-anak kecil, hihihi.
Kalau memang kenyataannya kita lebih berwawasan, lebih tahu ilmu ini itu dari yang lain, ya di-share ke yang lain. Dibagi, diajarkan. Ilmunya bukan dibuat petentang-petenteng. Yang jago bahasa inggris, ya diajarkan ilmunya ke yang lain. Yang jago bahasa arab, ya diajarkan ilmunya ke yang lain. Bahkan yang belum bisa bahasa arab pun, pengeeeeeen banget bisa bahasa arab dan kalau sudah bisa terus pengen ngajarin yang lain. Percuma juga kalau kita punya ilmu tapi dipakai sendiri ngga diajarkan ke yang lain (padahal itu bisa jadi amalan kita yang ngga akan putus-putus bahkan sampai kita di alam kubur) [2].
So, ngga penting ya dianggap lebih sama orang lain mah. Yang penting itu apa yang bisa kita lakukan dengan kelebihan yang dianugerahkan Alloh Ta’ala kepada kita ini, untuk dipergunakan secara maksimal agar bermanfaat untuk kebaikan bagi orang lain.
Semoga kita bisa belajar mulai hari ini utk tidak merasa lebih dari yang lain.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan hadits: 
[1] Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: \"Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.\" Seorang laki-laki bertanya, \"Sesungguhnya laki-laki menyukai baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?\" Beliau menjawab: \"Sesungguhnya Alloh itu indah dan menyukai keindahan. Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.\"(HR Bukhari, shahih)
[2] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: \"Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa'at baginya dan anak shalih yang selalu mendoakannya.\" (HR Muslim, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa'i dan Ad Darimi)

***

No comments:

Post a Comment

POST COMMENT

Popular Posts